Minyak bumi

cairan kental yang mudah terbakar
(Dialihkan dari Petroleum)

Minyak bumi (juga disebut minyak mentah atau petroleum), sering dijuluki sebagai "emas hitam", adalah cairan kental berwarna coklat pekat/gelap atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya.[1][2] Setelah itu, minyak bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan.[3] Minyak bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia.[4]

Cadangan minyak pada tahun 2013
Pompa minyak di pengeboran minyak dekat Lubbock, Texas

Proses pembentukan

sunting

Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut biasanya berupa laut,batas lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama dengan materi tersebut dan kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak bagian materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum terjadi pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi hidrokarbon banyak ditemukan pada bagian air laut dalam.

Waktu berjalan terus secara geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam ke dalam permukaan bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh sedimen sedimen dan material yang menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya tektonik yang menimbulkan efek subsidence. Material organik terbenam semakin dalam sehingga mengalami tekanan dan suhu yang semakin tinggi. Proses tersebut akan menimbulkan perubahan perubahan kimiawi dari material organik tersebut. Perubahan material ini merupakan cikal bakal terbentuknya campuran bahan hidrokarbon yang komposisinya sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa cairan maupun yang berbentuk gas.

Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55 derajat celsius per kilometer. Di Sumatra sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar 100 °C/km. Sedangkan habitat minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 - 150 °C yang biasanya berada pada kedalaman 1.5 – 3 km. Pada kedalaman 3 – 6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada minyak. Untuk kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut.

Pada umumnya, minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin lama batuan tersebut terendapkan dan tertimbun material di atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini mengakibatkan nilai porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka fluida tersebut bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida disebut sebagai batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis, yaitu akibat perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam jebakan lalu berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh.

Jenis jebakan

sunting

Jebakan adalah adanya lapisan batuan permeabel dan berpori ditumpangi atau dihalangi oleh batuan yang impermeabel yang berfungsi sebagai pencegah larinya minyak ke tempat lain.[butuh rujukan] Struktur-struktur geologi yang dapat menjebak minyak dan gas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:[butuh rujukan]

  1. Jebakan struktural, yaitu jebakan yang terbentuk akibat deformasi batuan batuan reservoar, seperti sesar, antiklin, dan lain lain.
  2. Jebakan stratigrafis, yaitu jebakan yang terbentuk oleh pengendapan seperti reef, kanal, delta atau erosi batuan reservoar seperti ketidaklarasan sudut.
  3. Jebakan kombinasi, yaitu gabungan elemen elemen struktur dari kedua bentuk di atas.

Komposisi

sunting

Minyak bumi hanya berisi minyak mentah saja, tetapi dalam penggunaan sehari-hari ternyata juga digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas lainnya. Pada kondisi temperatur dan tekanan standar, hidrokarbon yang ringan seperti metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan 31.1 °F), sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari pentana ke atas berbentuk padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber minyak di bawah tanah, proporsi gas, cairan, dan padatan tergantung dari kondisi permukaan dan diagram fase dari campuran minyak bumi tersebut.[5]

Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada juga kandungan gas alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan Bumi lebih rendah daripada di bawah tanah, beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur gas sebagian besar menghasilkan gas. Tapi, karena suhu dan tekanan di bawah tanah lebih besar daripada suhu di permukaan, maka gas yang keluar kadang-kadang juga mengandung hidrokarbon yang lebih besar, seperti pentana, heksana, dan heptana dalam wujud gas. Di permukaan, maka gas ini akan mengkondensasi sehingga berbentuk kondensat gas alam. Bentuk fisik kondensat ini mirip dengan bensin.

Persentase hidrokarbon ringan di dalam minyak mentah sangat bervariasi tergantung dari ladang minyak, kandungan maksimalnya bisa sampai 97% dari berat kotor dan paling minimal adalah 50%.

Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak bumi sebagian besar terdiri dari alkana, sikloalkana, dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur, ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel, tembaga, dan vanadium. Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari minyak yang satu ke minyak yang lain tetapi persentase proporsi dari elemen kimianya dapat dilihat di bawah ini:[6]

Komposisi elemen berdasarkan berat
Elemen Rentang persentase
Karbon 83 sampai 87%
Hidrogen 10 sampai 14%
Nitrogen 0.1 sampai 2%
Oksigen 0.05 sampai 1.5%
Sulfur 0.05 sampai 6.0%
Logam < 0.1%

Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam minyak mentah. Persentase relatif setiap molekul berbeda-beda tiap lokasi minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap minyak.[5]

Komposisi molekul berdasarkan berat
Hidrokarbon Rata-rata Rentang
Parafin 30% 15 sampai 60%
Naptena 49% 30 sampai 60%
Aromatik 15% 3 sampai 30%
Aspaltena 6% sisa-sisa
 
Kebanyakan minyak mentah di dunia merupakan non-konvensional.[7]

Penampakan fisik dari minyak bumi sangatlah beragam tergantung dari komposisinya. Minyak bumi biasanya berwarna hitam atau coklat gelap (meskipun warnanya juga bisa kekuningan, kemerahan, atau bahkan kehijauan). Pada sumur minyak biasanya ditemukan juga gas alam yang mempunyai massa jenis lebih ringan daripada minyak bumi, sehingga biasanya keluar terlebih dahulu dibandingkan minyak. Dalam campuran itu, terdapat juga air asin, yang massa jenisnya lebih rendah sehingga berada di lapisan di bawah minyak. Minyak mentah juga dapat ditemukan dengan campuran dengan pasir dan minyak, seperti pada pasir minyak Athabasca di Kanada, yang biasanya merujuk pada bitumen mentah. Bitumen yang terdapat di Kanada memiliki karakteristik lengket, berwarna hitam, bentuknya seperti minyak mentah dalam wujud tar, sehingga sangat lengket dan berat dan harus dipanaskan terlebih dahulu agar larut dan bisa dialirkan.[8] Venezuela juga mempunyai cadangan minyak dalam jumlah besar di pasir minyak Orinoco, meskipun jumlah hidrokarbon yang terkandung lebih cair daripada di Kanada. Jenis minyak ini disebut dengan minyak ekstra berat. Minyak yang terdapat dalam pasir minyak ini disebut dengan minyak tak konvensional untuk membedakannya dari minyak yang dapat diekstrak dengan metode tradisional biasa. Kanada dan Venezuela diperkirakan mempunyai 3,6 triliun barel (570×109 m3) bitumen dan minyak ekstra-berat ini, sekitar dua kali dari volume cadangan minyak konvensional dunia.[9]

Minyak bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan minyak bakar, keduanya merupakan sumber "energi primer" utama.[10] 84% dari volume hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi diubah menjadi bahan bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel, bahan bakar jet, dan elpiji.[11] Minyak bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik, tetapi karena cadangan minyak ringan dan menengah semakin hari semakin sedikit, maka tempat-tempat pengolahan minyak sekarang ini semakin meningkatkan pemrosesan minyak berat dan bitumen, diikuti dengan metode yang makin kompleks dan mahal untuk memproduksi minyak. Karena minyak bumi tyang tingkatannya berat mengandung karbon terlalu banyak dan hidrogen terlalu sedikit, maka proses yang biasanya dipakai adalah mengurangi karbon atau menambahkan hidrogen ke dalam molekulnya. Untuk mengubah molekul yang panjang dan kompleks menjadi molekul yang lebih kecil dan sederhana, digunakan proses fluid catalytic cracking.

Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah, dan cadangan yang banyak, minyak bumi telah menjadi sumber energi paling utama di dunia sejak pertengahan tahun 1950-an. Minyak bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari banyak produk-produk kimia, farmasi, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik; dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan untuk produksi energi diubah menjadi material lainnya.

Cadangan minyak yang diketahui saat ini berkisar 190 km3 (1,2 triliun barrel) tanpa pasir minyak,[12] atau 595 km3 (3,74 triliun barrel) jika pasir minyak ikut dihitung.[13] Konsumsi minyak bumi saat ini berkisar 84 juta barrel (13,4×106 m3) per harinya, atau 4.9 km3 per tahunnya. Dengan cadangan minyak yang ada sekarang, minyak bumi masih bisa dipakai sampai 120 tahun lagi, jika konsumsi dunia diasumsikan tidak bertambah.

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut Bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

 
Oktana, hidrokarbon yang ditemukan pada bensin. Garis-garis melambangkan ikatan tunggal, bola hitam melambangkan karbon, sedangkan bola putih melambangkan hidrogen.

Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n 2. Pada umumnya minyak bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.

Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tetapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.

Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]

2 C8H18(l) 25 O2(g) → 16 CO2(g) 18 H2O(g) 10.86 MJ/mol (oktana)

Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.[15]

Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

Persamaan empiris untuk ciri-ciri termal pada produk hasil olahan minyak bumi

sunting

Panas pembakaran

sunting

Pada volume yang konstan maka panas pembakaran dari produk minyak bumi dapat diperkirakan dengan rumus:

 .

dengan   dalam kal/gram dan d adalah gravitasi khusus pada suhu 60 °F (16 °C).

Konduktivitas termal

sunting

Konduktivitas termal dari cairan-cairan yang berasal dari minyak bumi dapat dirumuskan sebagai berikut:

 0.547

Satuan K adalah BTU hr−1ft−2 , t diukur dalam °F dan d adalah gravitasi khusus pada suhu 60 °F (16 °C).

Klasifikasi

sunting
 
Sebuah sampel minyak mentah dengan klasifikasi berat medium.

Industri minyak bumi pada umumnya mengklasifikasi minyak mentah berdasarkan lokasi geografis dimana minyak tersebut diproduksi (misalnya West Texas Intermediate, Brent Blend, atau Dubai crude), Gravitasi API (sebuah ukuran pada industri minyak mentah untuk mengklasifikasi minyak berdasarkan massa jenisnya, dan kandungan sulfurnya. Minyak bumi digolongkan ringan apabila massa jenisnya kecil dan berat apabila massa jenisnya besar. Minyak bumi juga digolongkan manis apabila kandungan sulfurnya sedikit dan digolongkan asam apabila kandunga sulfurnya tinggi.

Lokasi geografis merupakan seseatu hal yang penting karena akan mempengaruhi ongkos transportasi menuju tempat pengilangan. Minyak mentah ringan lebih disukai daripada yang berat karena menghasilkan bensin lebih banyak, sedangkan minyak mentah manis juga lebih disukai daripada yang asam karena ongkos pengilangan minyak asam lebih besar (karena kadar sulfur yang tinggi) dan minyak manis lebih ramah lingkungan. Setiap minyak mentah mempunyai karakteristik molekulnya sendiri yang dapat dianalisis menggunakan analisis uji minyak mentah di laboratorium.

Penggunaan

sunting

Struktur kimia dari minyak bumi sangat heterogen, terdiri dari banyak rantai hidrokarbon dengan panjang yang berbeda-beda. Maka dari itu, minyak bumi dibawa ke tempat pengilangan minyak sehingga senyawa-senyawa hidrokarbon ini bisa dipisahkan dengan teknik distilasi dan proses kimia lainnya. Hasil penyulingan minyak inilah yang digunakan manusia untuk berbagai macam kebutuhan.

Bahan bakar

sunting

Jenis produk paling umum dari penyulingan minyak bumi adalah bahan bakar. Jenis-jenis bahan bakar itu antara lain (dilihat dari titik didihnya):[16]

Hasil penyulingan minyak bumi
Nama bahan bakar Titik didih oC
Elpiji (LPG) -40
Butana -12 sampai -1
Bensin -1 sampai 180
Bahan bakar jet 150 sampai 205
Minyak tanah 205 sampai 260
Minyak bakar 205 sampai 290
Diesel 260 sampai 315

Produk turunan lainnya

sunting

Beberapa produk hasil olahan hidrokarbon dapat dicampur dengan senyawa non-hidrokarbon untuk membentuk senyawa lainnya:

Di Indonesia

sunting

Di Indonesia, minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar minyak atau BBM, yang merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan secara luas pada era industrialisasi.

Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di antaranya adalah:

Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan pemerintah yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-barang lainnya seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif listrik sehingga selalu ditentang masyarakat.

Sejarah

sunting
 
Pengeboran minyak di Okemah, Oklahoma, 1922.

Minyak bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak bumi menjadi bahan bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.

Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon).[17] Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di Tiongkok.[18]

Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian minyak bumi untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara.[19] Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad ke-19.[20] Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan[dibutuhkan verifikasi sumber]

Industri minyak mentah

sunting
 
Harga minyak West Texas Intermediate di New York Mercantile Exchange, 1996–2009

Hal-hal yang termasuk di dalam industri minyak mentah adalah proses eksplorasi, ekstraksi, pengilangan, dan transportasi (yang biasanya diangkut dengan kapal tanker dan jalur pipa). Volume terbesar dari industri ini adalah bahan bakar minyak dan bensin. Minyak bumi juga merupakan bahan bakar utama dalam pembuatan produk kimia lainnya, termasuk obat-obatan, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik. Industri ini biasanya terbagi menjadi 3 komponen besar: upstream, midstream dan downstream.

Minyak bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi banyak industri, dan sangat penting untuk menjaga peradaban manusia pada zaman industrialisasi ini, sehingga minyak bumi ini menjadi perhatian serius bagi banyak pemerintahan di banyak negara. Saat ini minyak bumi masih menjadi sumber energi terbesar di banyak kawasan di dunia, dengan persentase bervariasi mulai dari yang terendah 32% di Eropa dan Asia, sampai yang paling tertinggi di Timur Tengah, yaitu mencapai 53%. Di kawasan lainnya, persentase pemakaian minyak bumi sebagai sumber energi untuk Amerika Selatan dan Tengah mencapai 44%, Afrika 41%, dan Amerika Utara 40%. Saat ini dunia mengkonsumsi 30 juta barrel (4.8 km³) minyak per tahunnya, dan pengkonsumsi minyak terbesar tetaplah negara-negara maju. Menurut data, Amerika Serikat saja mengkonsumsi 24% konsumsi minyak dunia pada tahun 2004,[21] meskipun pada tahun 2007 persentasenya turun menjadi 21%.[22]

Minyak bumi berdasarkan negara

sunting

Statistik konsumsi

sunting

Produksi

sunting
 
Negara-negara produsen minyak bumi
 
Grafik dari negara-negara produsen minyak utama dunia, 1960-2006, termasuk Uni Soviet[23]

Dalam industri minyak mentah, yang dimaksud dengan produksi adalah seberapa banyak minyak mentah yang berhasil diekstraksi.

# Negara produsen 103bbl/hari (2006) 103bbl/hari (2007) 103bbl/hari (2008) 103bbl/hari (2009) Pangsa pasar
1 Arab Saudi (OPEC) 10.665 10.234 10.782 9.760 11,8%
2 Rusia 1 9.677 9.876 9.789 9.934 12,0%
3 Amerika Serikat 1 8.331 8.481 8.514 9.141 11,1%
4 Iran (OPEC) 4.148 4.043 4.174 4.177 5,1%
5 Tiongkok 3.846 3.901 3.973 3.996 4,8%
6 Kanada 2 3.288 3.358 3.350 3.294 4,0%
7 Meksiko 1 3.707 3.501 3.185 3.001 3,6%
8 Uni Emirat Arab (OPEC) 2.945 2.948 3.046 2.795 3,4%
9 Kuwait (OPEC) 2.675 2.613 2.742 2.496 3,0%
10 Venezuela (OPEC) 1 2.803 2.667 2.643 2.471 3,0%
11 Norwegia 1 2.786 2.565 2.466 2.350 2,8%
12 Brasil 2.166 2.279 2.401 2.577 3,1%
13 Irak (OPEC) 3 2.008 2.094 2.385 2.400 2,9%
14 Aljazair (OPEC) 2.122 2.173 2.179 2.126 2,6%
15 Nigeria (OPEC) 2.443 2.352 2.169 2.211 2,7%
16 Angola (OPEC) 1.435 1.769 2.014 1.948 2,4%
17 Libya (OPEC) 1.809 1.845 1.875 1.789 2,2%
18 Inggris 1.689 1.690 1.584 1.422 1,7%
19 Kazakhstan 1.388 1.445 1.429 1.540 1,9%
20 Qatar (OPEC) 1.141 1.136 1.207 1.213 1,5%
21 Indonesia 1.102 1.044 1.051 1.023 1,2%
22 India 854 881 884 877 1,1%
23 Azerbaijan 648 850 875 1.012 1,2%
24 Argentina 802 791 792 794 1,0%
25 Oman 743 714 761 816 1,0%
26 Malaysia 729 703 727 693 0,8%
27 Mesir 667 664 631 678 0,8%
28 Kolombia 544 543 601 686 0,8%
29 Australia 552 595 586 588 0,7%
30 Ekuador (OPEC) 536 512 505 485 0,6%
31 Sudan 380 466 480 486 0,6%
32 Suriah 449 446 426 400 0,5%
33 Guinea Ekuatorial 386 400 359 346 0,4%
34 Thailand 334 349 361 339 0,4%
35 Vietnam 362 352 314 346 0,4%
36 Yaman 377 361 300 287 0,3%
37 Denmark 344 314 289 262 0,3%
38 Gabon 237 244 248 242 0,3%
39 Afrika Selatan 204 199 195 192 0,2%
40 Turkmenistan Tidak ada data 180 189 198 0,2%

Sumber: U.S. Energy Information Administration Diarsipkan 2008-07-10 di Wayback Machine.

1 Masa produksi minyak maksimum sudah lewat di negara-negara ini
2 Meski produksi minyak Kanada turun, tetapi total produksi minyak tetap tumbuh karena produksi pasir minyak masih meningkat. Jika pasir minyak dimasukkan, Kanada mempunyai cadangan minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi.
3 Meskipun masih tercatat sebagai anggota, tetapi Irak sudah tidak dimasukkan dalam total produksi sejak 1998.

Konsumsi

sunting

Menurut CIA World Factbook, konsumsi minyak bumi di dunia pada tahun 2010 adalah 87 juta barel minyak per harinya.

 
Konsumsi minyak per kapita (warna lebih gelap berarti konsumsinya lebih besar).

Tabel ini berisi tentang berapa banyak minyak mentah yang dikonsumsi tiap harinya pada tahun 2008 dalam satuan ribu barrel (bbl) dan ribu meter kubik (m3)[24][25][26]

Konsumsi pada tahun 2008 (1000 bbl/hari) (1000 m3/hari) populasi penduduk (juta) 10 bbl/tahun per kapita 10 m3/tahun per kapita
Amerika Serikat 1 19.497,95 3.099,9 314 226 35,9
Tiongkok 7.831,00 1.245,0 1345 21 3,3
Jepang 2 4.784,85 760,7 127 137 21,8
India 2 2.962,00 470,9 1198 09 1,4
Rusia 1 2.916,00 463,6 140 76 12,1
Jerman 2 2.569,28 408,5 82 114 18,1
Brasil 2.485,00 395,1* 193 47 7,5
Arab Saudi (OPEC) 2.376,00 377,8* 25 337 53,6
Kanada 2.261,36 359,5* 33 246 39,1
Korea Selatan 2 2.174,91 345,8* 48 164 26,1
Meksiko 1 2.128,46 338,4* 109 71 11,3
Prancis 2 1.986,26 315,8* 62 116 18,4
Iran (OPEC) 1.741,00 276,8* 74 86 13,7
Britania Raya 1 1.709,66 271,8* 61 101 16,1
Italia 2 1.639,01 260,6* 60 10 1,6

Sumber: Informasi Administrasi Energi AS

Data populasi:[27]

1 Masa puncak produksi minyak sudah terlewati di negara-negara ini

2 Negara ini bukanlah produsen minyak utama

Ekspor

sunting
 
Para negara pengekportir minyak.

Ekspor minyak mentah bersih antara tahun 2006-2009 dalam ribu bbl/hari dan ribu m³/d:

# Negara pengekspor 103bbl/hari (2009) 103m3/hari (2009) 103bbl/hari (2006) 103m3/hari (2006)
1 Arab Saudi (OPEC) 7.322 1.164 8.651 1.376
2 Rusia 1 7.194 1.144 6.565 1.044
3 Iran (OPEC) 2.486 395 2.519 401
4 Uni Emirat Arab (OPEC) 2.303 366 2.515 400
5 Norwegia 1 2.132 339 2.542 404
6 Kuwait (OPEC) 2.124 338 2.150 342
7 Nigeria (OPEC) 1.939 308 2.146 341
8 Angola (OPEC) 1.878 299 1.363 217
9 Aljazair (OPEC) 1 1.767 281 1.847 297
10 Irak (OPEC) 1.764 280 1.438 229
11 Venezuela (OPEC) 1 1.748 278 2.203 350
12 Libya (OPEC) 1 1.525 242 1.525 242
13 Kazakhstan 1.299 207 1.114 177
14 Kanada 2 1.168 187 1.071 170
15 Qatar (OPEC) 1.066 169 - -
- Meksiko 1 1.039 165 1.676 266

Sumber: US Energy Information Administration

1 Masa produksi minyak maksimum sudah terlewati di negara ini

2 Statistik untuk Kanada sangatlah kompleks karena nyatanya negara ini adalah eksportir dan importir minyak sekaligus. Negara ini juga banyak sekali melakukan pengilangan untuk minyak-minyak yang dipasarkan di pasar Amerika Serikat. Kanada merupakan eksportir minyak utama ke AS, dengan rata-rata impor sekitar 2.500.000 barel/hari (400.000 m3/hari) bulan Agustus 2007. [1] Diarsipkan 2010-12-21 di Wayback Machine..

Total produksi/konsumsi dunia pada tahun 2005 diperkirakan sekitar 84 juta barel per harinya (13.400.000 m3/d).

 
Impor minyak mentah berdasarkan negara.

Negara importir minyak mentah terbesar, dari tahun 2006 sampai 2009 dalam ribu bbl/hari dan ribu m³/d:

# Negara pengimpor 103bbl/hari (2009) 103m3/hari (2009) 103bbl/hari (2006) 103m3/hari (2006)
1 Amerika Serikat 1 9.631 1.531 12.220 1.943
2 Tiongkok 2 4.328 688 3.438 547
3 Jepang 4.235 673 5.097 810
4 Jerman 2.323 369 2.483 395
5 India 2.233 355 1.687 268
6 Korea Selatan 2.139 340 2.150 342
7 Prancis 1.749 278 1.893 301
8 Britania Raya 1.588 252 - -
9 Spanyol 1.439 229 1.555 247
10 Italia 1.381 220 1.558 248
11 Belanda 973 155 936 149
12 Republik Tiongkok (Taiwan) 944 150 942 150
13 Singapora 916 146 787 125
14 Turki 650 103 576 92
15 Belgia 597 95 546 87
- Thailand 538 86 606 96

Sumber: US Energy Information Administration

1 Masa produksi minyak maksimum sudah terlewati di negara ini[butuh rujukan]

2 Produsem minyak utama yang jumlah produksinya masih bisa meningkat[butuh rujukan]

Konsumen minyak mentah tetapi tidak memproduksi

sunting

Negara-negara yang produksi minyaknya kurang atau sama dengan 10% dari jumlah konsumsinya.

# Negara konsumen (bbl/hari) (m³/hari)
1 Jepang 5.578.000 886.831
2 Jerman 2.677.000 425.609
3 Korea Selatan 2.061.000 327.673
4 Prancis 2.060.000 327.514
5 Italia 1.874.000 297.942
6 Spanyol 1.537.000 244.363
7 Belanda 946.700 150.513
8 Turki 575.011 91.663

Sumber: CIA World Factbook Diarsipkan 2018-12-26 di Wayback Machine.

Efek pada lingkungan

sunting
 
Tumpahan minyak diesel di jalan

Karena minyak bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak[28] dan tar pit adalah bukti bahwa minyak bumi bisa ada secara natural.

Pemanasan global

sunting

Ketika dibakar, maka minyak bumi akan menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah CO2 ini meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya revolusi industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global.[29][30][31]

Ekstraksi

sunting

Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak. Minyak bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan digunakan senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier untuk memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan terkadang merusak lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan mengganggu keseimbangan lingkungan di lautan.[32]

Masa depan bagi produksi minyak bumi

sunting

Konsumsi minyak bumi pada abad ke-20 dan abad ke-21 bertambah seiring dengan tumbuhnya penjualan kendaraan. Penjualan mobil ramah lingkungan pun meningkat semenjak harga minyak yang merangkak naik pada tahun 1980-an di negara-negara OECD. Pada tahun 2008, adanya krisis ekonomi agaknya sedikit memukul penjualan kendaraan, tetapi konsumsi minyak bumi tetap meningkat tipis. Negara-negara BRIC agaknya juga mulai menyumbang pemanasan global, seperti Tiongkok yang sudah menjadi pasar mobil terbesar di dunia sejak tahun 2009.[33]

Buku tentang industri minyak bumi

sunting

Penulis yang membahas industri minyak bumi

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Guerriero V.; et al. (2011). "Improved statistical multi-scale analysis of fractures in carbonate reservoir analogues". Tectonophysics. Elsevier. 504: 14–24. doi:10.1016/j.tecto.2011.01.003. 
  2. ^ Guerriero V.; et al. (2010). "Quantifying uncertainties in multi-scale studies of fractured reservoir analogues: Implemented statistical analysis of scan line data from carbonate rocks". Journal of Structural Geology. Elsevier. 32 (9): 1271–1278. doi:10.1016/j.jsg.2009.04.016. 
  3. ^ "Organic Hydrocarbons: Compounds made from carbon and hydrogen". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-19. Diakses tanggal 2011-11-27. 
  4. ^ "Libyan tremors threaten to rattle the oil world". The Hindu. Chennai, India. 2011-03-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-06. Diakses tanggal 2011-11-27. 
  5. ^ a b Hyne (2001), pp. 1–4.
  6. ^ Speight (1999), p. 215–216.
  7. ^ Alboudwarej; et al. (Summer 2006). "Highlighting Heavy Oil" (PDF). Oilfield Review. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-05-27. Diakses tanggal 2008-05-24. 
  8. ^ "Oil Sands – Glossary". Mines and Minerals Act. Government of Alberta. 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-01. Diakses tanggal 2008-10-02. 
  9. ^ "Oil Sands in Canada and Venezuela". Infomine Inc. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-19. Diakses tanggal 2008-10-02. 
  10. ^ "IEA Key World Energy Statistics". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-03-06. Diakses tanggal 2011-12-17. 
  11. ^ "Crude oil is made into different fuels". Eia.doe.gov. Diakses tanggal 2010-08-29. 
  12. ^ "EIA reserves estimates". Eia.doe.gov. Diakses tanggal 2010-08-29. 
  13. ^ "CERA report on total world oil". Cera.com. 2006-11-14. Diakses tanggal 2010-08-29. 
  14. ^ "Heat of Combustion of Fuels". Webmo.net. Diakses tanggal 2010-08-29. 
  15. ^ Use of ozone depleting substances in laboratories Diarsipkan 2008-02-27 di Wayback Machine.. TemaNord 2003:516.
  16. ^ Speight (1999), p. 543.
  17. ^   Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publikChisholm, Hugh, ed. (1911). "perlu nama artikel ". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.perlu nama artikel &rft.btitle=Encyclopædia Britannica&rft.edition=11&rft.pub=Cambridge University Press&rft.date=1911&rfr_id=info:sid/id.wikipedia.org:Minyak bumi" class="Z3988"> 
  18. ^ George E. Totten ASTM Timeline Diarsipkan 2021-10-18 di Wayback Machine.
  19. ^ Maugeri (2006), p. 3
  20. ^ Akiner(2004), p. 5
  21. ^ "International Energy Annual 2004" (XLS). Energy Information Administration. 2006-07-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-11-09. Diakses tanggal 2011-12-17. 
  22. ^ "Yearbook 2008 - crude oil". Energy data. 
  23. ^ "World Crude Oil Production" (PDF). Diakses tanggal 2010-08-29. 
  24. ^ U.S. Energy Information Administration. Excel file from this Diarsipkan 2008-11-10 di Wayback Machine. web page. Table Posted: March 1, 2010
  25. ^ From DSW-Datareport 2008 ("Deutsche Stiftung Weltbevölkerung")
  26. ^ Satu meter kubik minyak sama dengan 6.28981077 barrel.
  27. ^ "IBGE". IBGE. Diakses tanggal 2010-08-29. 
  28. ^ http://seeps.wr.usgs.gov/ Diarsipkan 2008-08-20 di Wayback Machine. Natural Oil and Gas Seeps in California
  29. ^ Historical trends in carbon dioxide concentrations and temperature, on a geological and recent time scale Diarsipkan 2011-07-24 di Wayback Machine.. (June 2007). In UNEP/GRID-Arendal Maps and Graphics Library. Retrieved 19:14, February 19, 2011.
  30. ^ Deep ice tells long climate story. Retrieved 19:14, February 19, 2011.
  31. ^ Mitchell, John F. B. (1989). "THE "GREENHOUSE" EFFECT AND CLIMATE CHANGE". Reviews of Geophysics (American Geophysical Union) 27 (1): 115–139. DOI:10.1029/RG027i001p00115. http://astrosun2.astro.cornell.edu/academics/courses/astro202/Mitchell_GRL89.pdf. Retrieved February 19, 2011.
  32. ^ Waste discharges during the offshore oil and gas activity Diarsipkan 2009-09-26 di Wayback Machine. by Stanislave Patin, tr. Elena Cascio
  33. ^ Chris Hogg (2009-02-10). "China's car industry overtakes US". BBC News. 

Bacaan terkait

sunting
  • Sismanto. 1996. "Modul 3: Interpretasi Data Seismik". Laboratorium Geofisika FMIPA UGM.

Pranala luar

sunting