Actions

Work Header

Rating:
Archive Warning:
Category:
Fandom:
Relationship:
Characters:
Additional Tags:
Language:
Bahasa Indonesia
Stats:
Published:
2024-12-23
Words:
5,561
Chapters:
1/1
Comments:
1
Kudos:
77
Bookmarks:
7
Hits:
3,142

My Maid

Summary:

Lee Haechan seorang pelayan dari keluarga Jung yang sangat kaya raya, karena kinerjanya yang sangat bagus dan cekatan Lee Haechan dipilih menjadi seorang pelayan pribadi putra dari keluarga Jung yaitu Mark Lee.

Notes:

(See the end of the work for notes.)

Work Text:

.

.

.

Lee Haechan, sosok pemuda dengan paras yang sangat cantik bagi kalangan pemuda lainnya dengan proporsi tubuh yang begitu bagus dan sempurna, tak lupa dengan pinggang yang sangat kecil serta bagian dada dan bokong yang terbilang cukup berisi bagi seorang lelaki, karena proporsi tubuh yang bagus serta memiliki wajah yang begitu cantik membuat Lee Haechan lolos dalam seleksi menjadi seorang maid di sebuah mansion yang sangat megah, Mansion Keluarga Jung. Sebuah mansion yang di huni oleh keluarga dari kalangan atas dengan kekayaan yang begitu melimpah, tak hanya itu bisnis keluarga Jung pun berjalan begitu lancar baik itu bisnis umum yang di pegang oleh Tuan Jung Jaehyun sampai pada bisnis gelap yang di pegang oleh putra pertama dari pasangan Jung yaitu Mark Jung. Sosok yang meminta kepada Bubunya untuk menjadikan sosok Haechan sebagai pelayan pribadinya.

Awalnya Haechan hanya seorang pelayan biasa di mansion ini tetapi karena kinerja Haechan sebagai seorang pelayan begitu cekatan, bagus, rapih, telaten dan hasil masakannya yang begitu lezat ketika di makan akhirnya Haechan dimintai oleh Mark —putra pertama keluarga Jung itu untuk menjadi seorang pelayan pribadinya yang berarti fokus Haechan hanya pada Mark Jung bukan lagi pada Keluarga Jung. Tugas Haechan pun kini berubah dari yang tadinya ia fokus mengerjakan di dapur dan seluruh mansion megah ini, kini sudah berganti menjadi fokus pada Mark Jung yang berarti dirinya akan membersihkan kamar tidur milik Mark, membereskan meja kerja Mark, membereskan dokumen Mark yang terkadang berantakan, mencuci baju Mark, memasaki makanan untuk Mark, menyiapkan baju kerja untuk Mark, menyiapkan keperluan mandi Mark ketika Tuan-nya pulang bekerja hingga melaksanakan tugas pribadinya yaitu memuaskan nafsu dari putra sulung Keluarga Jung itu.

Yap. Selain mengurusi Mark, Haechan juga selalu siap untuk dipuaskan oleh Mark dengan kondisi bagaimana pun dirinya, entah ia tengah memasak, menyiapkan baju hingga tengah membersihkan kamar Mark pun dirinya harus siap ketika Mark meminta untuk segera dipuaskan saat itu juga, seperti yang tengah dilakukan Haechan saat ini. Haechan tengah menyiapkan makanan untuk Mark ketika pemuda itu baru saja pulang bekerja, ia langsung menghampiri Haechan untuk meminta dipuaskan dan Haechan akan selalu siap untuk melayani Tuan-nya itu, karena itulah tugas Haechan sebenarnya. Melayani sosok Mark Jung dengan baik. Haechan ingin menjadi seorang pelayan yang baik dan selalu nurut pada Tuan-nya dan Haechan akan melaksanakan apapun yang diminta oleh Tuannya, termasuk mempersiapkan dirinya untuk memuaskan sang Tuan.

Seperti saat ini, kini Lee Haechan tengah berlutut di bawah Mark dengan tubuhnya yang di apit kedua kaki Mark yang kini tengah mengangkang di depan wajah Haechan. Bibir pemuda cantik itu dengan lihai menghisap penis besar milik Mark yang bersarang di dalam mulutnya dengan jemari lentiknya yang terus mengurut pelan sebagian batang penis keras tersebut, tak lupa dengan tangan satunya yang terus menggodai bola kembar yang menggantung di bawah penis itu. Tangan Mark dengan lantangnya langsung menarik kepala Haechan untuk memaksanya memasukkan penis besar miliknya ke dalam mulut mungil pemuda berkulit tan tersebut membuat sosok itu hampir tersedak dengan apa yang dilakukan oleh Tuan-nya dan sudah dipastikan Mark tidak peduli dengan kondisi pelayannya, karena itulah tugas Haechan sebenarnya. Yap, Mark memilih Haechan sebagai pelayan pribadinya selain untuk mengurusnya, sosok itu juga harus siap melayani Mark dan beruntung sekali Haechan menerimanya dengan senang hati.

"Arghh.. Masukkan lebih dalam, Chanhh.." Erang Mark menundukkan kepalanya melihat bagaimana Haechan yang masih berusaha untuk memasukkan penis besar nan panjang itu ke dalam mulut kecilnya. Haechan harus paksakan penis itu untuk masuk sepenuhnya ke dalam mulutnya.

Air mata yang sudah ia tahan akhirnya keluar ketika mulutnya sudah berhasil memasukkan penis besar itu dengan sepenuhnya. Penis milik Tuan-nya begitu besar dan panjang bahkan penis itu sampai pada pangkal tenggorokannya membuat liang mulutnya hanya dipenuhi oleh penis milik sang Tuan, bahkan dirinya sama sekali tidak bisa berbicara sedikitpun hanya bisa menatap Tuan-nya yang kini sedang mengelus surai madunya dengan lembut, tak lupa seringai tampan yang terpatri dibibirnya. Oh, Haechan sangat menyukai sosok diatasnya itu begitu tampan, seksi dan dominan secara bersamaan. Saliva milik Haechan menetes dengan begitu banyaknya membasahi dagu, leher dan terjatuh ke lantai, akibat dari penis besar yang memenuhi mulut mungilnya itu bersamaan dengan penampilan sosok Tuan-nya yang begitu panas. Bahkan, Haechan sudah merasakan bagian bawahnya yang basah dengan tidak sengaja, hanya dengan melihat sosok Tuan-nya itu.

"Good job," puji Mark dengan jemari yang mengelus pipi sosok pelayan cantiknya dengan pelan, merasakan betapa lembut dan halusnya pipi gembil itu yang kini tengah mengembung akibat penisnya yang sudah mengeras di dalam mulut itu. Ia tak sia-sia mengambil Haechan dari kalangan pelayan milik Daddy dan Bubu-nya karena pelayan Haechan benar-benar sangat mematuhi Mark apalagi dalam urusan seks seperti ini, Haechan sangat handal walaupun masih dalam tahap belajar tetapi kemampuan Haechan sudah sangat baik, seperti contohnya dalam melakukan blowjob sekarang.

"Ge--gerakkanhh..," suruh Mark ketika merasakan penisnya yang tiba-tiba saja di hisap pelan di dalam mulut Haechan itu, berusaha menggoda Mark untuk melakukan hal lebih pada mulut mungilnya. Mark juga sudah tidak tahan lagi ingin bermain kasar pada mulut Haechan. Tetapi Mark tidak langsung melaksanakannya, ia mengurungkan niatnya untuk langsung menggerakkan kepala Haechan, tangannya yang berada di kepala Haechan hanya terdiam sambil mengelus surai madu itu dan mengurungkan niatnya untuk langsung menarik kepala bulat itu. Mark ingin melihat kelihaian lagi pelayannya itu dalam memuaskan penisnya dengan menggunakan mulut kecilnya tersebut.

Haechan menganggukkan kepalanya dan menuruti kemauan Mark untuk memuaskan penisnya dengan caranya sedniri, perlahan kepala Haechan bergerak dengan kedua tangan yang memegang paha milik sang Tuan yang masih memakai celana bahan hitamnya hanya resletingnya saja yang ia buka dengan sengaja. Kepala Haechan maju mundur dengan perlahan merasakan setiap inchi batang penis yang berurat itu di dalam mulutnya, tak lupa kedua bola mata yang sekarang fokus pada penis besar itu. Gerakan yang tadinya hanya perlahan kini berubah semakin cepat, kepala itu bergerak naik turun dengan konstan, memasuki dan mengeluarkan penis besar itu dengan gerakan sangat cepat membuat saliva yang sudah keluar sejak tadi semakin deras keluarnya hingga lantai dibawahnya kini sudah basah dengan salivanya sendiri. Sejujurnya, Haechan tidak kuat menahan penis besar itu di dalam mulutnya karena ia sadar bahwa mulutnya terbilang kecil tetapi Haechan harus bertahan sebentar demi kepuasan Mark Jung, Haechan tidak ingin Tuan Mark kecewa hanya karena dirinya yang tidak bisa memuaskan sosok Tuan-nya itu.

"Ahh… Lebih cepat sayang," desah Mark dengan kepala yang mendongak keenakan dan tangan yang mencengkram surai Haechan berusaha membantu pemuda itu menggerakan kepalanya agar lebih cepat lagi. Ia masih belum puas dengan gerakan yang Haechan berikan pada penisnya tersebut, Mark tidak bisa menahan untuk tidak membantu Haechan karena entah kenapa Haechan saat ini sedikit lambat dalam pergerakkan tempo blowjob-nya, entah kemungkinan dirinya kecapean atau sempat membantu Bubunya pagi tadi? Mark tidak tau yang pasti niat awalnya yang tidak ingin membantu Haechan tadi, malah disiakan dan berujung ia juga membantu Haechan dalam menggerakkan kepala sang pelayan semakin cepat bergerak, tak lupa pinggul Mark juga yang ikut bergerak keluar-masuk dengan sangat cepat di dalam mulut Haechan.

Hingga Mark mencapai klimaksnya dengan cairan sperma yang memenuhi rongga mulut Haechan yang tanpa rasa jijik langsung di telan oleh pelayan cantiknya itu. Mark mengatur nafasnya sebentar, ia melirik ke arah Haechan yang masih duduk di bawah kakinya dengan jemari yang membersihkan sisa sperma di bibir kecil itu. Sungguh, itu terlihat sangat seksi dan polos di mata Mark, bibir kecil itu kian membengkak nan merekah akibat ulahnya barusan, bahkan terlihat sangat basah di mata Mark. Haechan, pelayannya itu sangatlah cantik, makanya Mark sangat menyukainya apalagi ketika dirinya melihat Haechan dalam kondisi berantakan seperti ini, sosok itu berkali-kali lipat cantiknya dengan kedua pipi yang sedikit kemerahan, entah akibat malu atau sange?.

Tetapi, ini belum seberapa karena Mark akan membuat Haechan semakin berantakan dan basah lagi dengan caranya sendiri. Tangan pemuda menarik tangan kecil Haechan untuk ia tidurkan di sofa dengan kepala sang pelayan yang tertidur di lengan sofa dan tubuh yang berbaring di depan Mark. Perlahan Mark memegang paha sekal Haechan yang kini tengah memakai pakaian khas pelayan dimansionnya —semua pelayan yang ada di mansion Mark memang memiliki seragam khas pelayan terkhususnya Haechan yang memakai baju pelayan wanita dengan dress yang begitu pendek memperlihatkan kaki jenjang berkulit tan yang ditutupi oleh kaos kaki berwarna putih dengan hiasan pita hitam disana, sangat cantik dan cocok itu sudah pasti, karena kaki Haechan begitu kecil dan ramping serta tidak lupa dengan mulus— tangan Mark membawa kedua paha Haechan untuk terbuka dengan lebar didepannya bahkan salah satu kaki Haechan kini sudah bertengger di sandaran sofa serta satunya lagi kini sudah berada di lengan sofa persis di samping kepala Haechan yang kini tengah di tahan oleh tangan Mark agar tetap pada posisinya.

Seulas senyuman terpatri kala melihat pelayannya ini begitu nakal, karena dibalik dari dress pelayan yang berenda itu Haechan tidak memakai satu helai pun pakaian dalam yang menutupi kelaminnya itu. Sehingga kini terpampang dengan jelas lubang memek-nya yang berwarna pink dengan cairan lendir yang keluar secara alami dari sana. Ugh, sangat seksi dan menggiurkan di mata Mark.

"Tuan Mark, suka?" tanya Haechan dengan seulas senyum terpatri dibibirnya tak lupa kedua pipi yang merona dan tatapan mata sayu itu menatap ke arah Mark, berusaha menggoda sosok lelaki didepannya.

"Kau ingin menggodaku, kah?" tanya Mark dengan jemari yang kini sudah menyentuh bibir vagina Haechan untuk ia buka menggunakan ibu jarinya dan memperlihatkan klitoris kecil yang sudah memerah itu nampak begitu menggoda dimata Mark untuk segera ia cicipi atau ia lahap dalam sekali masuk ke dalam mulutnya, tetapi sebisa mungkin Mark harus tahan sebentar karena ia ingin menggoda pelayannya itu agar memohon padanya. Kali ini, Mark harus bisa menahan untuk tidak memulainya terlebih dahulu.

"Engga tuh. Tuan Mark aja kali yang tergoda," ujar Haechan balas menggoda Tuan-nya dengan diiringi sedikit tawa halus yang keluar dari bibirnya. Tawa yang sangat cantik.

"Yakin nih gamau?" tanya Mark dengan sengaja memasukkan ibu jarinya ke dalam lubang memek Haechan yang langsung membuat sang empu berjengit kaget akibat ibu jari Mark yang tanpa permisi memasukkannya ke dalam lubang memeknya tanpa persiapan atau permisi terlebih dahulu. Ah, sangat tidak sopan sekali Tuan-nya ini, tetapi Haechan suka.

"Ahh... Jangan tiba-tiba gitu dong, Tuan. Ahhh ahhh, iyahh shhh.... Lagiihh ahhh," desah Haechan ketika merasakan dua jemari Mark yang sudah mulai bergerak di dalam sana dengan perlahan.

Ibu jari dan jari telunjuk milik Mark bermain di dalam lubang Haechan, memutar serta menyentuh setiap inchi di lubang memek tersebut membuat Haechan hanya bisa berdesis dan memejamkan matanya menikmati setiap gerakan jemari Mark yang berada di dalam lubangnya. Mark perlahan mengubah posisinya menjadi sedikit tengkurap dengan wajah yang tepat berada di depan memek Haechan, tak lupa jemari itu terus bergerak pelan di dalam sana dengan mata yang menatap ke arah wajah sang pelayan yang kini masih terpejam keenakan dengan segala sentuhan yang Mark berikan dimemeknya.

"Mau yang lebih?" tanya Mark yang langsung di balas anggukkan kepala cepat dari sang pelayan. Ia ingin lebih, ia ingin Mark menyentuhnya lebih dari ini, ia ingin Mark menyentuhnya dengan lebih kasar lagi lebih dari ini, memasukkan penis besarnya itu ke dalam vaginanya serta menggerakkannya dengan sangat cepat dan kasar hingga membuat dirinya hanya bisa mendesah dan memanggil nama Mark berkali-kali. Haechan ingin seperti itu, Haechan ingin Mark mengambil alih seluruh tubuhnya dan memakai tubuhnya sesukanya seperti biasanya karena Mark sudah membuat Haechan merasakan candu yang luar biasa dari mulai aroma lelaki itu, ciumannya, afeksi yang diberikan oleh pemuda itu dan perlakuan Mark ketika mereka tengah seks sungguh membuat Haechan sangat amat candu.

"Ingyahh... Mau lebih. Tu-tuan aku mau lebihhh ahh... Masukkan penis besarmu itu.. Nghh aku mohon ahh!!" ujar Haechan memohon dengan rasa sedikit kecewa ketika jemari Mark sudah tidak lagi mengisi lubang memeknya, lubang itu kosong dan Haechan tidak suka. Ia ingin Mark memainkan lubangnya lagi dengan tiga jari panjang, apalagi jika Tuan-nya itu memasukkan penisnya ke dalam lubang memeknya, ia dengan senang hari akan menerimanya. Bukan malah membiarkan lubangnya kosong seperti ini, Haechan tidak suka.

Mark memuntahkan salivanya tepat di atas klitoris Haechan lumayan banyak membuat Haechan sedikit mendesah ketika dua jemari Mark meratakan saliva miliknya ke seluruh bibir vaginanya menghasilkan lubang serta bibir vagina milik sang pelayan menjadi sangat basah belum lagi cairan alami yang perlahan keluar dari lubangnya menambah kesan basah dari memeknya itu dan siap untuk dimasukki oleh penisnya. Tapi, sudah Mark bilang dirinya tidak mau segampang itu untuk memberikan penisnya pada Haechan karena ia ingin Haechan memohon lebih padanya. Alhasil, Mark bangun dari posisi telungkupnya dan menjauhkan tangannya dari memek yang sempat ia mainkan barusan dan lagi-lagi Mark membuat Haechan kecewa sekaligus bingung dengan Tuannya yang pergi menjauh darinya tanpa sebab.

Ada apa dengan Tuan Mark?. Kenapa tiba-tiba ia menjauh darinya?. Apakah ia melakukan kesalahan? Tetapi apa kesalahan Haechan, perasaan Haechan tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi kenapa Tuan-nya menjauh?.

"Tu-tuan ada apa?" tanya Haechan dengan wajah yang bingung sambil menatap ke arah Mark yang berjalan menjauh darinya itu.

"Memohonlah padaku baru aku akan memberikan apa yang kau mau, Haechanie." Perkataan Mark membuat Haechan terdiam. Apa Tuan Mark ingin menggodanya? Sungguh, ini tidak seperti biasanya Tuan Mark menyuruhnya untuk memohon kepadanya. Apalagi, ketika mata Haechan menangkap Mark yang memilih untuk duduk di single sofa yang berada di depannya itu sambil menghidupkan satu putung rokok untuk lelaki itu hisap, sudah dipastikan bahwa Mark ingin menggodanya atau malah ingin mengujinya?. Oke, Haechan tanggapi kemauan Tuan-nya itu. Mungkin, Tuan Mark ingin sedikit bermain padanya dan Haechan akan turuti kemauan sang Tuan.

Perlahan Haechan bangun dari posisi rebahannya, ia berdiri dan menghampiri sosok Mark dengan kakinya yang sedikit mendorong meja yang berada di depan Mark untuk ia singkirkan sedikit menjauh dari posisi Mark di depannya, tak lupa tangannya yang perlahan melepaskan dress pelayannya sehingga menampilkan tubuh polosnya yang kini sedikit bercahaya akibat cahaya bulan dari luar yang tanpa sengaja masuk ke dalam kamar mewah milik Mark dan menyentuh tepat pada tubuh polos nan indah milik Haechan —pelayannya. Mark tersenyum kecil dengan jemari yang mematikkan bara rokok di dalam asbak, lalu kembali ia hisap dengan mata yang masih fokus menatap keindahan tubuh polos Haechan.

Tubuh itu begitu kecil dan sangat pas untuk Mark gendong atau peluk, belum lagi bagian pinggangnya yang begitu ramping, punggungnya yang kecil, pundaknya yang juga sama kecilnya tidak selebar seperti miliknya, lalu pinggulnya yang berisi disertai pantat yang begitu sekal dan padat, tak lupa paha dan kaki jenjang yang sangat mulus tanpa ada sedikitpun bulu yang tumbuh disana, tangan kecil dengan jemari yang lentik, lalu vagina yang sangat cantik dan mulus tanpa ada rambut disana, perut yang sangat menggemaskan, lalu naik ke buah dada yang sedikit berisi nan lembut ketika ia remas sangat kontraks jika dibandingkan dengan ukuran seorang lelaki, dan terakhir wajah Haechan yang sangat cantik dengan pipi sedikit chubby dan bibir kecil berisi yang kini tengah memerah dan basah, sungguh seksi sekali pelayannya ini.

"Tuan Mark, suka?" pertanyaan yang sama untuk yang kedua kalinya itu terlontar dari bibir Haechan, tak lupa dengan senyuman tipis yang terpatri di bibir pemuda cantik itu membuat Mark membalasnya dengan senyuman tipis.

"Lakukan apa yang harus kau lakukan, Haechanie." ujar Mark sambil kembali menghisap putung rokok tersebut dan menghembuskannya dengan sembarang membuat Haechan menggerlingkan matanya dengan centil. Jujur saja, Mark yang tengah merokok itu berkali lipat tampan dan seksinya, aura dominan yang dipancarkan oleh Tuan-nya itu membuat Haechan sangat menyukainya. Ya, Haechan menyukai Tuan-nya, Tuan Mark-nya.

Haechan berjalan mendekati meja yang berada dibelakangnya tepat di hadapan Mark yang jaraknya sedikit jauh dari posisi Mark duduk, tubuhnya ia bawa untuk duduk di meja tersebut dengan kedua kaki yang sengaja ia buka menampilkan lubang memeknya yang sudah sangat basah, akibat saliva Mark dan juga cairannya yang kembali keluar tidak sengaja karena melihat sosok Tuan-nya yang begitu seksi ketika merokok itu, belum lagi kondisi kamar yang gelap menambah kesan aura dominan yang dipancarkan oleh Tuan Mark yang berhasil membuat memeknya jadi semakin basah. Kedua kaki itu ia buka lebih lebar lagi, mengabaikan kaos kaki berwarna putih panjang yang membalut kakinya hingga ke sebagian paha dengan sepatu pantofel khas maid yang memiliki heels berukuran 3 cm itu, sengaja Haechan tidak lepaskan karena ini menambahkan kesan seksi dan cantiknya ketika ia dimasuki oleh penis besar milik Tuan-nya itu.

Jemari Haechan perlahan bermain pada klitoris miliknya, menguceknya dan menggerakkannya dengan tempo yang cepat membuat tubuh Haechan berjengit nikmat akibat sentuhan dari jemarinya sendiri.

"Ahh... Tuan. Tu-tuan Mark ahh.. Ohh ini enakkhh sekalihh.. Ahh.. Ahh.. Nghh,"

Jemari Haechan terus bermain pada klitoris miliknya dengan kepala yang menengadah merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa, matanya sedikit melirik pada Mark yang kini tengah menatapnya dengan tatapan tajam, tak lupa seputung rokok yang terapit di kedua jemarinya itu. Ugh, seksi sekali. Haechan ingin lebih, dirinya ingin lebih dari ini, maka ia langsung memasukkan tiga jemari dari tangan kirinya ke dalam lubang memeknya itu dalam sekali hentak membuat Haechan mendesah dengan kepala yang mendongak ke atas, sungguh nikmat sekali padahal baru memakai jemarinya tetapi ini masih kurang!. Ia ingin penis Tuan-nya dan dirinya harus memohon serta menggoda Tuan-nya terlebih dahulu baru ia bisa mendapatkan apa yang ia mau dan Haechan akan melakukan apapun itu untuk penis Tuan-nya bisa masuk ke dalam lubang memeknya.

"Ahh Tuan Markhh... Ohh ini enak sekali!!! Ahhh ahhh ahh.. Aku mauhh penis Tu-tuan ahh," desah Haechan tidak karuan ketika jemari dari dua tangannya itu mulai bermain dengan tempo cepat dan konstan. Tangan kanan dengan dua jemari —telunjuk dan jemari tengahnya kini tengah bermain pada klitorisnya, menguceknya dengan gerakan cepat diiringi dengan cubitan kecil untuk menambah rangsangan pada benda kecil nan sensitif tersebut. Lalu tangan kirinya dengan tiga jemari —telunjuk, tengah dan jemari manis itu tengah bergerak keluar masuk dengan tempo yang sangat cepat dan kasar, membuat Haechan kini hanya berfokus pada mainan jemarinya sendiri bahkan cairan memeknya kini sudah sangat basah, apalagi ditambah dengan Haechan yang kini sudah tidak tahan ingin mengeluarkan sesuatu yang lebih basah dari cairannya itu. Haechan ingin keluar!.

"Tuan Mark!! Ahh ahh AKU INGIN KELUAR TUAN!! ARGHHH AHHH AHH AKKHHH!!!"

SYURR.

Haechan keluar dengan cairan putih kental yang sangat banyak disusul dengan dirinya pipis dengan cairan bening itu yang mancur ke arah Mark, membasahi lantai kamar Mark dan meja milik sosok Tuan-nya itu, beruntung cairan pipisnya tidak mengenai Mark, karena jika sampai mengenai sosok itu, sungguh Haechan sangat tidak sopan sekali. Haechan mengatur nafasnya dengan perlahan kedua tangannya sudah terkulai lemas di sisi tubuhnya, bahkan tubuhnya sudah tidak kuat untuk duduk seperti barusan. Ia kini hanya bisa terbaring di meja dengan kedua kaki yang masih dalam posisi sedikit terbuka karena kakinya pun sama lemas terjatuh ke bawah lantai. Padahal ini bukan untuk pertama kalinya ia ejakulasi di barengi dengan pipis seperti ini, dirinya sudah sangat sering dibuat pipis oleh Tuan-nya tetapi kenapa rasanya beda, sedikit ada yang kurang. Kurang puas, walaupun hanya menggunakan jemari kecilnya, padahal ia sudah memasukkan tiga jari untuk memuaskan lubangnya tetapi itu sama sekali belum mengurangi rasa nikmat dari penis Tuan-nya dan Haechan ingin penis Tuan-nya itu. Tetapi, tetap saja ia bisa keluar sebanyak ini membuat tubuhnya menjadi lemas seketika.

"Tuan Mark… Aku mohon sentuh aku. Aku mau penis besarmu di dalamku, Tuan." ujar Haechan yang perlahan bangun dari rebahannya dengan sedikit susah payah akibat pasca ejakulasinya yang masih terasa lemas, matanya menatap berkaca kaca pada sosok Tuan-nya yang kini sudah berdiri dari posisi duduknya.

"Mau penisku?" tanya Mark sambil berjongkok tepat di hadapan memek Haechan yang kini sudah kembali terbuka oleh Mark. Kedua kaki Haechan kembali di buka oleh lelaki itu menampilkan memek basah dan memerah yang sangat menggiurkan di mata Mark itu. Ingin sekali ia membawa memek itu ke dalam mulutnya dalam sekali lahap dan memainkan lidahnya disana membuat Haechan hanya bisa mendesah dengan lebih keras, persetan dengan kamarnya yang tidak kedap suara itu. Mark tidak peduli yang ia pedulikan hanya kepuasannya.

"Iyah... Mau Tuan! Aku ma—AKHHH!!! TUAN MARK OHH!! " Haechan berteriak ketika merasakan memeknya yang langsung di lahap oleh Mark, dimasukkan ke dalam mulut itu dengan begitu rakus, terlebih kondisi memeknya yang masih sensitif pasca ejakulasi barusan dan langsung dimasukkan ke dalam mulut lelaki didepannya. Sungguh, Haechan tidak kuat dengan kenikmatan ini apalagi lidah Mark kini berusaha untuk masuk ke dalam lubangnya dan gigi atas Mark tidak sengaja menyentuh klitoris sensitifnya, bisa-bisa dirinya akan keluar lagi jika diberikan sentuhan seperti ini terus dari Mark.

"Tuan ahhh... Ini masih sensitif ohh... Aakhhh!" Tangan Haechan berusaha untuk mendorong kepala Mark bahkan kedua kakinya berusaha untuk menutup memeknya dan menjepit kepala Mark, tetapi dengan cepat tangan Mark menangkap tangan Haechan yang berada di kepalanya untuk ia kunci di paha Haechan sembari tangannya mendorong kedua paha itu untuk terbuka dengan lebar dan tidak tertutup.

"Ahh... Enak! Enak... Duhh... Tu-tuan mau ke-keluar! Ahhh!!!"

Lidah Mark itu sangat pintar sekali menggoda dan bermain di memek Haechan, lidah itu terkadang masuk ke dalam lubangnya dan keluar lagi untuk bermain di klitoris, lubang kencingnya serta dinding memeknya. Sungguh Mark jago sekali memanjakan memeknya hingga basah dan kembali membuat Haechan ingin keluar lagi setelah ejekulasinya barusan yang belum ada 15 menit. Mark sangat handal membuat Haechan keluar terus-menerus dalam jarak waktu yang dekat dan bisa membuat Haechan lemas seketika.

"AKHHH TUANHHH AKHH KELUAR!! AKHH!! PIPIS LAGIII!!!" Teriak Haechan tangan satunya berusaha mendorong kepala Mark untuk segera menjauh karena ejakulasinya kembali dibarengi dengan pipisnya membuat Mark bangun dari posisi jongkoknya dan menatap memek Haechan yang kini tengah mengeluarkan cairan bening itu dengan sangat deras di depannya.

Puk.

Puk.

Puk.

Belum juga berhenti mengeluarkan cairan bening itu, Mark sudah menepuk-nepuk memek Haechan membuat cairan itu muncrat ke mana-mana dan Haechan hanya bisa mendesah pasrah ketika Mark masih saja bermain dengan memeknya. Perlahan cairan itu berhenti dan Haechan yang sudah lemas karena efek ejekulasi awal, semakin lemas akibat ejakulasinya barusan. Matanya sudah hampir terpejam tetapi tidak bisa karena tangan Mark sudah menarik tubuhnya untuk berada di ujung meja sofa tersebut dan membuat tubuhnya sedikit miring kesamping dengan salah satu kaki Haechan yang Mark angkat dan ia letakkan di pundaknya. Tangannya dengan cepat membuka resleting dari celana bahan hitamnya dan mengeluarkan penisnya yang sudah sangat keras dan tegang tanpa menurunkan celana bahannya.

Mark memasukkan penis besar itu ke dalam memek basah nan memerah milik Haechan, tetapi sebelum memasukkannya Mark menyempatkan terlebih dahulu mengambil satu sachet kondom yang ia letakkan di kantung celana kerjanya membuka bungkus kondom itu dengan menggunakan giginya sekali tarik karena tangan satunya lagi ia pakai untuk menahan sebelah kaki Haechan untuk tetap berada di posisinya, baru juga ia akan memasangkan kondom itu dengan satu tangannya ke penisnya sendiri tiba-tiba saja tangan Haechan memberhentikkan kegiatannya membuat Mark melirik ke arah Haechan yang kini menggelengkan kepalanya. Tidak mengizinkan Mark untuk memakai benda elastis tersebut.

"Jangan pakai itu, aku gamau. Aku mohon Tuan, masukkan penis itu jangan memakai kondom. Aku mohon." Haechan memohon dengan mata yang berbinar berusaha membuat Mark agar mau menuruti kemauannya, karena jujur saja ia tidak suka penis besar milik Tuan-nya itu dilapisi dengan benda karet tipis bernama kondom. Ia ingin merasakan penis Mark tanpa ada halangan sedikitpun, termasuk kondom itu yang selalu menampung cairan sperma Mark yang seharusnya masuk ke dalam rahimnya tetapi malah ditampung oleh kondom itu, Haechan tidak suka. Biarlah Haechan untuk saat ini egois, karena dirinya ingin merasakan penis Mark seutuhnya!.

Mark terkekeh, ia lantas membuang kondom itu ke sembarang arah lalu meludahi penisnya terlebih dahulu dan membalurkannya ke seluruh batang penisnya. Ketika penis itu sudah basah dengan salivanya, tangan Mark mengarahkan penisnya untuk masuk ke dalam lubang memek Haechan yang sudah siap sedari tadi.

"Ughh… Ahh,"

"Arghh sempit sekali.."

Mark terus mendorong penis itu dengan sedikit kesusahan, padahal ia sudah yakin kalau memek itu sudah sangat basah dan juga lubangnya sudah mengeluarkan begitu banyak cairan squirt dari sana tetapi tetap saja memek Haechan begitu sempit jika dimasukkan oleh penis besarnya mau tidak mau ia harus menghentakkan penisnya sekali agar bisa masuk ke dalam.

"Tahan Haechan,"

Plop.

"AKHHH!!" Haechan menjerit kala Mark yang memasukkan penisnya dalam sekali hentak, tubuhnya sedikit bergetar menerima penis besar Mark di dalam sana. Sungguh, Haechan belum terbiasa dengan penis Mark yang sangat besar dan panjang itu belum lagi posisi dirinya yang miring seperti ini membuat penis Mark semakin terjepit saja di dalam sana. Belum lagi memeknya yang tiba-tiba terasa begitu penuh dan nyeri secara bersamaan, tetapi Haechan tetap suka walaupun sedikit sakit karena ia bisa merasakan urat-urat tegang dan penis keras itu di dalamnya tanpa ada penghalang kondom yang terpasang dibatang penis itu. Akhirnya Haechan merasakan penis Mark seutuhnya di dalamnya ini.

Tanpa memberi persetujuan pada Haechan, Mark menggerakkan penisnya dengan tempo yang langsung cepat tidak peduli dengan teriakan Haechan yang menyuruhnya untuk bergerak dengan perlahan tidak Mark hiraukan, ia justru menambahkan tempo gerakkannya semakin cepat membuat tubuh Haechan juga ikut bergerak maju mundur sesuai dengan gerakan penis Mark di dalam tubuhnya. Oh, ini nikmat sekali walaupun memeknya sedikit kebas menerima gerakkan dalam tempo cepat dari Tuan-nya itu.

Plak.

"AKHH!!"

"Ini yang kau mau kan, jalang?" Tanya Mark sambil menampar pipi pantat Haechan dengan kencang membuat pipi pantat itu sedikit meninggalkan bekas memerah jejak tangan Mark disana.

Plak.

Plak.

"Kau mau penisku kan. Ini sudah ku berikan, jadi jangan harap aku bisa kau kendalikan, Haechanie."

Ya. Haechan memang menginginkan penis Mark berada di dalamnya tapi ia tidak berekspektasi jika Mark akan melakukannya dengan begitu kasar sekali seperti ini, biasanya memang sudah kasar tetapi untuk kali ini Mark melakukannya dengan lebih kasar, bahkan mereka tidak melakukannya di ranjang membuat tubuh Haechan bergesekkan dengan ujung meja kaca yang sedikit menggores tubuhnya walaupun tidak terluka tetapi tetap saja ini sangat sakit.

Mark mengeluarkan penisnya ketika merasa posisi mereka sedikit kurang nyaman dan Mark ingin mencoba posisi baru. Alhasil, ia menarik tangan Haechan untuk bangun dari tidurannya dan langsung menggendong tubuh Haechan dari belakang pemuda itu dengan kedua kaki yang terbuka lebar menampilkan lubang memeknya yang kembali ia masuki oleh penis besar itu. Tangan Haechan dengan cepat mengalung di leher Mark yang berada di belakangnya dengan kepala yang ia jatuhkan di pundak Mark ketika lelaki itu kembali menggenjot penisnya dengan cepat. Posisi ini membuat penis Mark semakin masuk ke dalam lubang rahimnya. Ahh, Haechan juga bisa merasakan penis Mark yang menyembul dari area perut bawahnya ketika tangan satunya ia letakkan di perut bawahnya. Haechan suka, Haechan menyukai ini. Mark begitu kuat, bahkan mengangkat Haechan saja sangat mudah apalagi dalam urusan seks dalam gendongan ini, sangat mudah bagi Mark yang begitu kuat.

"Ahh.. Mau keluar! Tu-uan a-aku mau keluar... Ahh!!" Ujar Haechan dengan terbata-bata akibat gerakkan penis Mark yang begitu cepat. Hingga membuat Haechan kembali ejakulasi untuk yang ketiga kalinya, bahkan Mark tidak mengizinkan Haechan untuk berhenti barang sejenak untuk ejakulasinya, lelaki itu masih terus menggenjot Haechan dengan sangat cepat dan keras.

Mark berjalan ke arah pintu, membuat Haechan dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. Tidak, jangan bilang Mark akan melakukannya tepat di belakang pintu, tidak ini bahaya. Bagaimana jika Nyonya Jung atau Tuan Jung mengetuk pintu itu sudah dipastikan suara Haechan akan terdengar bukan?.

"Tu-tuan jangan dibelakang pintu," cicit Haechan sambil menggeleng tidak setuju dengan keputusan dari Tuannya. Kamar ini tidak kedap suara tetapi sangat luas sehingga selama mereka melakukan seks mereka selalu melakukannya di ranjang dan sangat jauh dari pintu, tetapi kali ini Mark memilih untuk melakukannya di belakang pintu bahkan lelaki itu sudah membalikkan tubuh Haechan agar bisa menghadap kearahnya tanpa mengeluarkan penisnya sama sekali dan benar saja Mark kembali menggenjot penis besarnya itu dengan begitu cepat dan kasar sengaja membiarkan Haechan terus berteriak dan mendesah memanggil namanya.

"AKHH... AKHH TUAN MARK!! OH INI ENAK SEKALI!! AHH AHH LEBIH CEPAT!! CEPAT!!"

Lihat saja bukan? Barusan saja pelayannya bilang tidak mau melakukannya di belakang pintu tetapi jika sudah di genjot dengan cepat malah memintanya untuk lebih cepat lagi di genjotnya. Sungguh, Haechan ini definisi jika sudah di sodok maka akan terlihat sekali begonya.

Mark tentu saja menuruti kemauan sang pelayan, ia terus menggerakkan penisnya dengan cepat dan kasar hingga tubuh Haechan juga ikut bergerak naik turun di atas Mark bersamaan dengan gerakkan dari lelaki didepannya. Haechan sudah tidak bisa berfikir jernih lagi, dirinya sudah sangat pasrah mau diapakan oleh Mark ia sudah pasrah dan hanya bisa mendesah dengan mata yang sudah juling ke atas, kepala yang menengadah menikmati segala pergerakan cepat dari penis Mark dan tentu saja bibir kecil itu terbuka dengan saliva yang terus menetes membasahi lehernya. Mark yang melihat Haechan begitu berantakan didepannya dengan kedua bibir bengkak itu yang terbuka, mengundang dirinya untuk melahap bibir itu, pun langsung saja menarik tenguk Haechan dan meraup bibir pemuda itu dengan rakus. Lidah Mark kini sudah masuk, mengeksplor ke setiap inchi bibir Haechan hingga bertemu dengan lidah sang pelayan dan mengajaknya untuk bermain lidah bersama di dalam mulut kecil itu dengan penis yang masih bergerak cepat dibawah sana.

Sungguh, Haechan sudah tidak kuat lagi. Ia ingin keluar lagi, cairan squirt yang berasal dari memeknya sudah banjir disana belum lagi penis Mark yang masih bergerak membuat pangkal penisnya bersentuhan dengan klitoris Haechan yang mana kembali membuat Haechan ingin keluar dan pipis lagi untuk keempat kalinya. Ugh, Haechan juga merasakan penis Mark yang kian membesar dan semakin mengeras pertanda penis itu akan keluar sebentar lagi. Ya, inilah yang Haechan tunggu-tunggu. Sperma Mark akan menyembur rahimnya dan mengisi lubang memeknya dengan cairan hangat itu.

"Tu-tuan mau keluar ahhh... Ahh.. Aahh!" Haechan dengan terpaksa melepaskan ciuman mereka hanya untuk mengatakan bahwa dirinya akan keluar kepada Mark dan Mark tentunya tidak akan protes dan lebih memilih untuk kmebali bergerak dengan cepat karena dirinya juga sebentar lagi akan keluar.

"Bersama. ARGHH!"

"AKHHH AWW MARK JANGAN DI TUTUP!! SINGKIRKAN!! AHHH," protes Haechan berusaha menyingkirkan tangan Mark yang berada di lubang pipisnya, bertujuan untuk menahan cairan pipis Haechan untuk tidak keluar terlebih dahulu dan membiarkan cairan memek Haechan lah yang keluar dari lubang rahimnya ---cairan squirt.

Sementara Mark tidak memperdulikan ucapan Haechan, ia masih terus menahan lubang kencing Haechan dengan tangan kanannya tak lupa penisnya yang masih menyembur membasahi lubang milik Haechan dengan jumlah yang sangat banyak hingga membuat cairan itu sedikit keluar dari sela-sela lubang memek Haechan. Puas dengan ejakulasinya, Mark menatap ke arah Haechan yang kini tengah menangis akibat pipisnya yang ditahan oleh Mark. Lucu sekali pelayannya ini.

"Hiks hiks... Tu-tuan lepaskan.. Hiks nghh," isak Haechan dengan tangan yang berusaha menyingkirkan tangan Mark yang berada di lubang kencingnya. Sungguh, ia tidak bisa menahannya lagi, ini sakit sekali.

Mark mengecup kedua pipi gembul pelayannya itu, lantas ia pun membalikkan tubuh sang pelayan yang berada di dalam gendongannya untuk menghadap ke arah pintu dan sedikit mundur ke belakang untuk memberikan jarak tubuh mereka pada pintu. Lalu sedetik kemudian, tangannya membuka lubang kencing Haechan dan disaat itu juga cairan bening itu keluar dengan sangat derasnya hingga menyentuh dahan pintu kamar Mark. Kaki Haechan, Mark sengaja buka dengan lebar agar cairan itu muncrat dengan begitu banyak tanpa ada penghalang sedikitpun.

"Anghh... Tuan Mark," lirih Haechan ketika ia merasakan ejakulasinya telah usai, sungguh ini sangat luar biasa. Ya, luar biasa karena baru kali ini mereka tidak bermain di kasur melainkan di dalam gendongan Mark dan meja sofa milik Mark. Sungguh, Haechan lemas sekali. Dirinya sudah tidak kuat jika disuruh untuk bangun barang sedikitpun, karena selain tubuhnya yang lemes seluruh otot dan sarafnya juga lemas sekali. Haechan sudah tidak kuat, ia juga bisa merasakan penis Mark yang di tarik dengan begitu saja sehingga membuat sedikit sperma yang masih menetes dari lubang memek Haechan.

"Kamarku kotor. Lihat, becek sekali karena air kencingmu itu. Malam ini aku ada tanding slot bersama teman-temanku. Jadi, besok ketika aku pulang semua sudah harus bersih. Paham?" Ujar Mark tepat berada di telinga Haechan yang masih berada di gendongannya yang kini berusaha untuk tetap terjaga walaupun rasa kantuk sudah menyerang matanya. Haechan membalasnya dengan anggukkan lemas.

Mark menurunkan kedua kaki Haechan untuk menapak di lantai tetapi tidak bisa karena tubuh Haechan malah jatuh ke dalam pelukan Mark yang beruntung sekali refleks lelaki itu bagus, jadi Haecahan tidak jatuh ke lantai melainkan ke dalam pelukan Mark. Jujur saja, Haechan lemas sekali dan berakhir tubuh Haechan jatuh di pelukan Mark membuat pemuda cantik itu yang tadinya merasakan kantunya seketika tidak jadi karena sungguh dirinya tidak sopan sekali, bisa-bisanya ia jatuh di dada Tuan-nya yang beruntung sekali Mark langsung tahan dengan kedua tangan berotot nan kekarnya itu. Sungguh, Haechan malu sekaligus tidak sopan sekali.

"Ma-maaf Tuan," hanya kata maaf yang bisa Haechan sampaikan pada Tuannya dengan suara pela dan kepala yang menunduk dalam. Bagaimana tidak lemas? Jika dirinya habis di hajar begitu keras dan kasar oleh penis besar nan panjang milik Tuan-nya itu. Bagian bawah Haechan sangat sangat pegal belum lagi kakinya yang sangat lemas tetapi berusaha untuk tetap berdiri dan lagi pantatnya yang masih terasa pedas akibat tamparan dari telapak tangan Tuan-nya itu.

"Tidak apa-apa. Aku pergi dulu," ujar Mark memasukkan penis yang sudah tidak tegang itu kembali ke dalam celananya dan tidak lupa untuk menutup resletingnya. Pantas saja, selama mereka melakukan seks Mark masih berpakaian lengkap hanya penisnya saja yang ia keluarkan, karena Tuan-nya itu mau langsung pergi ternyata. Sangat jelas, karena Mark memang memegang bisnis gelap yang selalu beroperasi pada malam hari hingga subuh makanya mereka selalu melakukan seks ketika Mark pulang subuh-subuh. Tetapi untuk hari ini sepertinya Mark lagi ingin seks cepat dengan Haechan atau mungkin lagi rindu melakukan seks dengannya? Haechan tidak tau yang pasti ia sangat bahagia karena buah benih milik Mark kini sudah ada di dalam tubuhnya.

"Hati-hati," Mark mengangguk lantas mencium bibir Haechan sebentar lalu keluar dari kamarnya mengabaikan Haechan yang kini sudah kembali meluruh jatuh ke lantai antara lemas karena habis seks atau lemas karena habis dicium oleh Mark. Padahal jelas sekali setiap mereka melakukan seks Mark pasti selalu mencium bibirnya.
Entah, ciuman ketika mereka tengah melakukan seks dan ciuman ketika Mark ingin berangkat bekerja atau pergi keluar rasanya sangat berbeda sekali, seperti ada rasa senang dan menggelitik di dalam perutnya yang kini sudah menjalar di pipi serta telinganya.

 

.

.

.
END

Notes:

Catatan penting! Dilarang keras menjiplak hasil karya saya atau menyalin karya saya untuk kepentingan pribadi.
Hasil pemikiran saya.
21
READ THE TAGS WARNING!

@ristuki5 (on twitter)