Chapter Text
"Gua setuju sama para atasan."
Suasana sunyi dan dingin memenuhi seisi ruangan tersebut, aura serius melingkupi ketujuh orang yang berada di sana. Tujuh pasang mata menatap layar hologram yang menampilkan 'ketua' sekaligus sahabat mereka.
"Lu yakin sama keputusan ini?"
"Sedikit," Gadis di seberang sana menghela napas. "soalnya kakak sama timnya udah setuju."
"... Jadi, kamu udah nelpon dia?" Gadis berhijab kuning cerah dengan cadar hitam yang menutupi bagian bawah wajahnya bersedekap dada.
"Udah, tadi baru aja selesai nelpon dia."
"... Kita emang gak punya pilihan lain, sih."
Semua pasang mata menatap gadis berwajah putih pucat yang baru saja berbicara.
"Maksud lu apa?" Mata dengan iris sebiru lautan samudra milik seorang pemuda menajam.
"Lu bayangin aja kalo kita nolak proposal ini, gua yakin para petinggi bakalan nyuruh divisi tim yang lain buat gantiin posisi kita buat ngajarin para murid sekolah kepahlawanan yang terkenal se-antero Jepang itu, sementara divisi tim lainnya aja gak ada pengalaman buat ngajar seseorang, lupakan sekelompok orang yang masih SMA."
"... Tapi ... bukannya kita juga sama aja? Kita, 'kan, juga gak pernah ngajarin seseorang atau sekelompok orang."
Iris biru cyan cerah dan iris hitam obsidian cerah bertemu pandang dan menatap satu sama lain.
"... Gua lupa kalo ketua kita pernah ada pengalaman ngajarin orang ...." Mata beriris oranye opal cerah melirik pemuda berambut hitam yang ada di samping kanannya.
Sedangkan yang dilirik balas melirik sang pelirik.
Suara helaan napas yang kencang berhasil membuat atensi ketujuh orang di ruangan itu kembali ke arah ketua mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Meski kita nolak sekalipun, para petinggi gak bakalan ngubah keputusan mereka, bukan ...? Mereka pasti udah nyiapin kandidat-kandidat yang lain kalo kita nolak proposal ini. Ujung-ujungnya, kita tetap harus nerima, ' kan? Jadi, mending kalian bantuin gua dengan cara siapin semua yang kita butuhin buat nyambut mereka."
______~♡~______
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TAPOPS and Infinity |BoBoiBoy/BoBoiBoy Galaxy × BnHA/MHA OC(s)| © Sapphire_Ruby_21
BoBoiBoy/BoBoiBoy Galaxy © Animonsta Studios/Monsta
Boku no Hero Academia (BnHA)/My Hero Academia (MHA) [僕のヒーローアカデミア] © Horikoshi Kōhei
Original Female and Male Character(s) (Female and Male OC(s)) © @Sapphire_Ruby_21 (Me)
Original Male Character (Male OC)! BoBoiBoy Gelap (Dark)/ Lunar © @enenyy [Wattpad AO3]/ @boboiboygelap [Instagram]
Rate : T
Length : Multi-Chapters Story.
Genres : Crossovers, Canon, A Lil' Bit of Angst, Fluff, Humor, Comedy, Hurt, Comfort, Action, Adventure, Family Life, Slice of Life, Brothership/Brotherly Love/Brotherhood-Sistership/Sisterly Love/Sisterhood (Siblings), Etc.
Warnings : No Pairs/Pairings/Ships/OTPs!, With Super Powers, With Aliens/Robots/Etc, Out of Characters (OOCs), Standard Non-Standard Language (Bahasa Baku Non-Baku), Mixed Languages (Malaysian/Malay Johor-Riau English Indonesian), Typo(s) Everywhere, Please Give Me (Us) Your Votes and Comments If Ya Like My (Our) Stories, and Please Press the 'Back' Button and Exit Well From This Story If Ya Don't Like My (Our) Stories, I (We) Don't Take Any Profits/Materials From This Story, I (We) Do Not Accept Gossipers/Haters and Plagiarists/Copy Paste (Or Later, I (Icy) Will Take Care of Y'All Directly!), Etc.
Malaysian/Malay Johor-Riau and English isn't My (Our) Main/Mother/First Language!
I (We) Have Warned Y'All, Baby~! <3
I (We) Hope Ya Like and Enjoy My (Our) Story~! ^^
Happy Reading, Min'na~san~! ^^
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
'1 - Proposal Telah Diterima! Sampai Jumpa di Hari Keberangkatan!'
______~♡~______
"Semuanya, duduk di tempat duduk kalian masing-masing secepatnya dan diamlah!"
Perintah dari Aizawa Shōta, wali kelas 1-A SMA UA, langsung membuat semua siswa dan siswi yang berkumpul di ruangan luas itu terdiam dan menuruti perintahnya.
Setelah semuanya duduk dengan tenang, seekor -- atau seseorang(?) -- tikus, beruang, atau apapun itu berdiri tegap di atas podium kayu yang tersedia di atas panggung tersebut. Di belakangnya, terjejer rapi para guru -- yang juga merangkap sebagai pahlawan profesional -- yang berdiri tegap.
"Selamat pagi untuk yang sudah hadir di ruangan ini, mohon maaf jika aku mengganggu apapun yang sedang kalian lakukan hari ini," Kepala sekolah Nezu memulai permbicaraan. "Meski begitu, ada beberapa hal yang ingin aku beritahu kepada kalian, dan ini adalah hal yang sangat-sangat penting! Jadi, kalian dilarang untuk membocorkan apa yang sudah aku katakan ini kepada siapapun yang tidak diundang ke sini!"
Sebagian besar orang mengangguk.
"Sebelum itu, aku ingin bertanya sesuatu kepada kalian. Apa yang kalian ketahui tentang TAPOPS dan Infinity?"
Semua siswa dan siswi terdiam, mencoba untuk mengingat dua nama yang terdengar familiar bagi mereka itu.
Ah, ralat. Hampir semua siswa dan siswi.
Sebuah tangan terangkat.
"Ya, yang berambut biru, apa kau mengetahui sesuatu tentang kedua nama itu?"
Pemuda berambut biru berdiri dari tempat duduknya seraya membenarkan posisi kacamata yang ia pakai. "Ya, pak, saya tahu!" ucapnya lantang.
"Kalau begitu, silahkan dijelaskan kepada kami semua. Oh, jangan lupa untuk mengenalkan dirimu terlebih dulu!"
"Siap, pak! Saya Īda Tenya, ketua kelas sekaligus murid kelas 1-A!"
"Tsk! 1-A lagi, 1-A lagi ...." Seorang siswa yang ada di barisan kursi yang ditempati para siswa kelas 1-B menggerutu pelan.
Hal itu memicu lirikan tajam dari ketua kelas 1-B yang seolah berkata Diamlah-dan-jangan-membuat-malu-kelas-kita!
Īda Tenya terbatuk kecil. "Ekhem! Tracker and Protector of Power Spheras, atau yang biasa disingkat dengan nama TAPOPS, adalah sebuah grup/organisasi yang memiliki tugas untuk mencari dan melindungi power sphera yang tersebar di sekitar galaksi."
"Power sphera?" beo seorang pemuda berambut pirang dengan rambut hitam berbentuk lambang petir di sisi kiri dan kanan kepalanya bingung. "Apa itu?"
Tenya hanya menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa ia pun tidak tahu dengan pasti benda apa yang dicari dan dilindungi oleh organisasi yang baru ia jelaskan.
"Lanjutkan, Īda-kun." ucap Nezu.
"Markas TAPOPS berada di luar angkasa. Meski begitu, tidak ada yang tahu lokasi pasti markas mereka sejak penyamaran mereka terbongkar setelah penyerangan besar yang menghancurkan markas mereka."
Semua murid yang mendengar penjelasan dari ketua kelas 1-A itu pun mulai berbisik.
"Pahlawan dari luar angkasa? Keren sekali~"
"Mereka hebat!"
"Aku penasaran, sehebat apa para anggota TAPOPS!"
"Jika TAPOPS saja sudah sehebat itu ... bagaimana dengan yang satu lagi, ya ...? Apa nama organisasi yang satunya lagi? Aku lupa ...."
"Maksudmu Infinity?"
"Ah, iya, kau benar!"
Nezu menepuk cakarnya berulang kali. "Baiklah, terima kasih sudah menjelaskan tentang TAPOPS, Īda-kun."
Yang namanya disebut menganggukkan kepalanya seraya sedikit membungkukkan tubuhnya. Sebelum akhirnya, ia kembali duduk dengan suara tepuk tangan dari para murid lainnya sebagai latar belakang suara.
"Selanjutnya," Nezu menunjuk ke arah seorang gadis berambut hitam legam yang terikat. "kamu."
Sang gadis berdiri dari tempat duduknya dengan cara yang anggun dan elegan.
"Saya Yaoyorozu Momo, wakil ketua kelas sekaligus murid kelas 1-A."
Baru saja pemuda bernama Monoma Neito itu hendak membuka mulutnya, Kendo Itsuka melemparkan tatapan tajam ke arah pemuda tersebut.
Hal itu membuat Neito langsung bungkam seribu bahasa.
"Infinity adalah sebuah grup/organisasi yang beroperasi hampir sama seperti TAPOPS. Namun, objek yang menjadi target pencarian dan perlindungan Infinity bukanlah power sphera, melainkan batu-batu permata kristal yang memiliki bentuk hati."
"Jadi ... mereka pemburu harta karun ...?" tanya seorang pemuda berambut merah terang dengan gigi-gigi tajam seperti hiu bingung. "Memangnya mereka bajak laut?"
"Tidak ada yang tahu kenapa organisasi itu mencari batu-batu permata kristal itu, karena tidak ada informasi lebih lanjut tentang hal tersebut," Momo menggeleng. "Yang jelas, mereka bukanlah bajak laut, karena mereka bisa dibilang mirip TAPOPS. Namun, mereka jauh lebih misterius lagi."
"Pasti ada yang spesial tentang kedua hal yang dicari oleh kedua organisasi tersebut," gumam seorang pemuda berambut hijau. "Yaoyorozu-san, apakah kau tahu di mana markas mereka."
Momo kembali menggeleng. "Maaf, aku juga tidak tahu, karena lokasi pasti markas mereka juga tidak diketahui khalayak ramai," jelasnya. "Meski begitu, banyak yang menduga jika lokasi markas mereka berada di salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara."
"Khalayak ramai dan HPSC berspekulasi jika TAPOPS dan Infinity menjalin kerja sama sejak lama."
Kembali, para murid berbisik.
"Whoah! Kedua organisasi itu bekerja sama?!"
"Mereka pasti sangat kuat!"
"Sendiri saja sudah kuat! Ditambah mereka bekerja sama? Apa mereka monster?!"
"Aku ingin sekali bertemu dengan mereka!"
Suara deheman keras membuat semuanya terdiam, mereka kembali menoleh ke arah panggung.
Kini, Aizawa Shōta mengaktifkan quirk-nya, membuat rambut hitam panjangnya melayang dengan kedua mata yang melotot.
"Diamlah, ini belum selesai." ucap sang wali kelas 1-A itu. Sebelum akhirnya, ia kembali me-non-aktifkan quirk-nya.
"Terima kasih, Aizawa-kun," ucap Nezu. "Dan terima kasih juga untuk penjelasanmu itu, Yaoyorozu-san. Kamu boleh duduk kembali."
Momo sedikit membungkukkan tubuhnya. Sebelum akhirnya, ia kembali duduk dengan suara tepuk tangan dari para murid yang mengiringi.
Tiba-tiba saja, Nezu mengeluarkan setangkai bunga mawar berwarna merah muda dengan bingkai emas yang membingkai setiap kelopak bunga tersebut entah darimana, membuat semua orang -- termasuk para guru dan pahlawan profesional -- memandang kepala sekolah dengan tatapan bingung.
Kelopak-kelopak merah muda dilepaskan dari tangkai hijau, lalu dibanting di lantai di bawah panggung.
PRANG!
Suara pecahan yang mirip seperti barang pecah belah yang pecah membuat semuanya terkejut.
'Tunggu- itu bukan bunga sungguhan?!'
Pecahan-pecahan kelopak bunga yang terlepas dan berceceran di atas lantai itu langsung berubah menjadi seperti butiran-butiran berwarna merah muda yang langsung saja melayang dan dan membentuk sebuah sosok manusia.
Sosok manusia itu pada awalnya berwarna merah muda. Sebelum akhirnya, sosok itu bercahaya selama beberapa detik, membuat semua orang -- kecuali Nezu -- menutup mata mereka.
Saat cahaya menyilaukan berwarna merah muda itu menghilang dan semua orang -- kecuali Nezu -- membuka mata mereka, mereka terkejut dengan sosok seorang pemuda yang mereka perkirakan berusia dua puluh tahunan ke atas dengan pakaian ala militer dengan topi baret berwarna hitam.
"Salam, para murid UA dan para guru UA yang merangkap juga sebagai pahlawan profesional dari Jepang." ucap pemuda itu.
"Tenanglah, semua," kata Nezu tenang. "Bunga mawar merah muda tadi sebenarnya adalah sebuah kristal yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi berbasis video hologram. Yang di depan kalian sekarang ini adalah video hologram yang sudah direkam beberapa hari yang lalu."
'Canggih sekali ....' batin semua orang kecuali Nezu.
"Aku yakin kepala sekolah kalian sudah menjelaskan beberapa hal," ucap video hologram yang menyerupai sosok pemuda itu. "Langsung saja. Kami, TAPOPS dan Infinity, mengundang kalian semua yang menonton video hologram ini untuk melakukan pelatihan khusus bersama dengan para anggota kedua organisasi kami."
Sunyi selama beberapa detik, sebelum akhirnya ...
"A-APA?!"
"YANG BENAR SAJA?!"
"AKU MENDENGAR SEMUANYA DENGAN BENAR, BUKAN?! AKU TIDAK TULI MENDADAK, BUKAN?!"
"TOLONG CUBIT, TAMPAR, ATAU PUKUL AKU! AKU PASTI SEDANG BERMIMPI!"
PLAK!
"ADUH!"
"M-Maaf!"
"DIAM!" Shōta mengaktifkan quirk-nya kembali.
GLEK!
Semua murid menelan paksa saliva mereka.
Sosok hologram itu langsung berubah merjadi butiran-butiran merah muda yang melayang dan menghilang.
"Sesuai dengan yang dikatakan pemuda yang ada di video hologram itu," Nezu kembali membuka mulutnya. "TAPOPS dan Infinity telah menyetujui proposal pelatihan bersama yang aku dan HPSC buat. Kalian semua, para murid kelas 1-A dan 1-B serta Shinsō Hitoshi dan Hatsume Mei, akan berlatih bersama dengan para anggota terbaik TAPOPS dan Infinity yang mereka pilih untuk mengajari kalian."
Ingin sekali mereka semua -- para murid -- bersorak gembira. Namun, tatapan tajam dari wali kelas 1-A membuat mereka masih duduk diam dan menunggu kepala sekolah selesai berbicara.
"Minta orang tua kalian untuk menanda tangani surat persetujuan ini."
Kayama Nemuri, atau yang lebih dikenal dengan nama pahlawannya : Midnight, mengangkat sebuah kertas agar para murid dapat melihat dengan jelas.
"Kita akan berangkat seminggu dari sekarang."
"Tunggu- 'kita'? Bukan hanya 'kami', para murid?"
Nezu menggelengkan kepalanya. "Kalian, aku, serta para guru. Oh! Dan juga Endeavour serta Gran Torino!"
Seorang pemuda berambut putih-merah berdecih kecil, kala nama 'Endeavour' disebutkan.
"Tu-Tunggu dulu, pak!" Tenya mengintrupsi. "K-Kalau kalian semua juga ikut pergi dengan kami, l-lalu bagaimana dengan UA dan Musutafu?!"
"TAPOPS dan Infinity sepakat untuk mengirimkan para anggotanya ke Musutafu untuk mengajar dan menjaga UA dan Musutafu," jelas Nezu. "Jadi, kalian tidak perlu khawatir~!"
"Kami berharap agar kalian bersikap baik dan sopan, jangan membuat masalah, dan jangan merepotkan mereka saat dan selama kita berada di sana." Shōta menatap tajam seluruh siswa dan siswi yang ada di hadapannya.
"Kalian paham?"
"PAHAM, PAK KEPALA SEKOLAH NEZU!"
"Jika kalian sudah mendapatkan persetujuan dari orang tua kalian, siapkan semua yang kalian butuhkan untuk pelatihan ini. Kita akan melakukan pelatihan bersama ini selama tiga bulan!"
"BAIK!"
"Sekarang, bubar!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku yakin sekali jika kepala sekolah UA itu tidak akan pernah mengatakan hal-hal penting tentang TAPOPS dan Infinity kepada mereka."
Iris magenta cerah milik seorang gadis berusia dua puluh tahun menatap bingung iris cyan dingin milik seorang pemuda berusia dua puluh satu tahun di depannya.
"Tentang apa?"
Sang pemuda menaruh berkas yang sedari tadi ia pegang ke atas meja kerjanya, lalu menatap lurus ke arah sang gadis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Salah satunya adalah informasi tentang fakta bahwa anggota-anggota TAPOPS dan Infinity sebenarnya bukanlah para pengguna quirk."
-
-
-
-
-
'TAPOPS and Infinity [TaI]'
'To Be Continued (TBC)'