Chapter Text
“Oya, Danchou~ kau datang disaat yang tepat. Aku baru saja akan mencarimu.” Seorang Wanita tampak keluar dari sebuah toko saat ia menyadari ada seseorang yang ia cari datang ke tempat tersebut.
“Hm? Ada apa mencariku?” sang kapten menaikkan satu alisnya saat melihat wanita yang baru saja keluar. Wanita itu kemudian mengeluarkan sepucuk surat.
“Hm? Surat?” tanyanya bingung, sang wanita hanya menganggukkan kepalanya.
“ Hai~ tadi baru saja ada yang memberi surat, dari Order of White Knights.” wanita itu kemudian memberi surat itu kepada sang kapten, sementara kapten hanya menerimanya masih dengan kebingungan yang tersirat di wajahnya. Kemudian ia membukanya dan membacanya perlahan.
“Untuk Danchou,
Maaf mendadak mengirim surat ini tapi aku ingin bantuanmu secepatnya.
Apakah kau bisa datang ke Feedrache? Detail lebih jelas akan kuberikan setelah kalian sampai.
Selesai.”
Lyria dan Vyrn melihat sang danchou yang baru saja membaca surat itu. Kemudian mereka saling menatap satu sama lain.
“Kurasa kita harus ke Feedrache sekarang.” setelah berpikir beberapa saat akhirnya mereka kembali ke Grancypher dan bergegas menuju Feedrache
“Ugh, ini pertama kalinya aku makan makanan penjara dan rasanya hambar sekali.” Vane menatap roti butter roll yang ada di tangannya dengan wajah kecut. Makan siang hari ini adalah butter roll dan chicken butter, meskipun rasa chicken butternya tidak seenak yang selalu ia buat namun setidaknya lebih baik daripada rotinya.
Suara jeruji terbuka menampilkan sosok Lancelot. Ia datang tidak ditemani siapapun dan berhenti di depan Vane.
“Bagaimana tidurmu. Aku baru saja mendapat balasan dari temanku bahwa mereka sedang menuju Feedrache. Normalnya butuh beberapa hari untuk bisa sampai di sini. Hmm.. tapi aku sedikit penasaran dengan perkataanmu kemarin jadi izinkan aku bertanya lagi.” Vane menatap Lancelot sembari menyelesaikan makannya, lalu ia hanya menganggukkan kepalanya sembari meminta pria di depannya duduk di sebelahnya.
“Jadi apa yang ingin kau tanyakan?” tanya Vane setelah ia menyelesaikan makananya dan meminggirkan meja makannya.
“Tentang primal beast misterius itu. Kau bilang bahwa kau juga merupakan korban darinya tapi tidak seperti knight yang kemarin, kau masih ingat betul siapa dirimu dan orang-orang disekitarmu.” Vane menatap lantai, lalu ia menghela napas. Memang benar efek yang diberikan oleh primal beast tersebut berbeda dengan yang ia alami namun ia sendiri tidak tahu mengapa bisa seperti.
“Aku sendiri tidak tahu, namun memang benar… sepertinya itu salah satu dari kemampuan primal beast tersebut. Tidak seperti dia, yang hilang dariku justru ingatan orang-orang tentangku.” Lancelot melirik sedikit, kemudian ia mengingat pertama kali ia bertemu dengan Vane di infirmary room.
“Hmm, jadi itu alasannya mengapa kau tampak mengenalku. sebenarnya kita sudah saling kenal, namun hal itu terhapus dari ingatanku....” kata Lancelot. Vane hanya terdiam, dia tidak memberi respon apapun pada perkataan Lancelot.
“Kau bilang kau adalah knight dari wilayah utara? Mengingat laporan dari knights saat hari pertama, setidaknya memang benar bahwa kau adalah knight namun itu artinya kau berbohong soal kedatanganmu dari utara.” Kata-kata Lancelot tepat, karena tidak ada yang tahu tentang wilayah utara jadi Vane dengan gampangnya menggunakan itu menjadi alasan.
Meskipun sebenarnya ia tahu kemungkinan kebohongannya sudah lama diketahui oleh Lancelot, yang berujung pada pengawasan ketat padanya selama ia ada di Feedrache.
Apakah ia bisa menjelaskannya sekarang.
“Sebenarnya aku adalah anggota dari Order of White Knights.” Lancelot membulatkan matanya mendengar perkataan dari Vane, itu adalah pernyataan yang paling tak terduga yang ia dengar dari Vane. Namun berselang beberapa saat ia kembali memasang ekspresi tenang. Kalau memang salah satu kemampuan dari primal beast itu memang menghapus ingatan tentang seseorang maka kemungkinan bahwa Vane adalah anggota dari Order of White Knights.
“Kalau memang kata-katamu benar maka artinya kau bertemu dengan primal beast itu dibawah perintahku?” kata Lancelot setengah bertanya, Vane hanya mengangguk.
“Well, walau sebenarnya aku disana sebagai pimpinan dari kelompok ekspedisi–aku bisa dibilang Vice Captain… jadi–” kata-kata Vane terputus oleh Lancelot yang menatapnya kaget. Namun kemudian ia berpikir.
Posisi vice captain dalam keanggotaan Order of White Knights kosong secara misterius, ia juga tidak paham mengapa mereka tidak memiliki vice captain. Awalnya Lancelot menganggap bahwa ia hanya belum mendapat kandidat untuk posisi itu.
Namun kalau memang perkataan Vane benar, maka posisi vice captain bukanlah tidak ada melainkan menghilang bersama dengan ingatan dan eksistensi Vane di tempat ini.
Vane merogoh kantongnya dan mengambil sesuatu seperti sebuah lencana, memperlihatkan pada Lancelot. Tentu saja Lancelot terkejut, namun kemudian ia dapat memastikan kemungkinan Vane adalah anggota White Knights–meskipun masih ada kemungkinan Vane mengambilnya dari knight yang terserang kemarin.
Ia harus mencari tahu lebih banyak tentang hal ini.
“Itu saja yang ingin aku tanyakan. Aku harus kembali mengurusi pekerjaanku.” Lancelot berdiri dari posisinya dan bergegas meninggalkan tempat itu namun Vane menghentikannya.
“Tunggu dulu, Lan-chan.” Lancelot berhenti dan berbalik menatap Vane.
Ada sesuatu yang Vane ingin pastikan.
“Bantuan yang kamu maksud… apakah itu danchou?” Lancelot mengedipkan matanya polos, dia pikir Vane akan bertanya sesuatu yang lebih rumit atau bahkan mengenai status dia di Feedrache sekarang.
“Iya, kurasa wajar jika kau tahu danchou kalau memang kau adalah anggota dari knights kami.” Jawab Lancelot, Vane hanya menghela napas. Lancelot kembali berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan.
“Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan aku pergi dulu.” Knight yang bertugas menjaga Vane menutup kembali jeruji besi setelah Lancelot sepenuhnya keluar dari sana dan sosoknya pun menghilang dari pandangan Vane.
Meninggalkannya sendirian disana.
Memang ia telah mendapatkan kembali setidaknya kepercayaan dari Lancelot tapi kurasa tidak semudah itu untuk membuktikan bahwa ia tidaklah primal beast yang dimaksud. Dan dengan Lancelot yang mengkonfirmasi bantuan yang datang adalah danchou maka sudah pasti ia juga ingin mengecek identitasnya menggunakan kekuatan milik Lyria.
Untuk benar-benar memastikan bahwa ia adalah manusia. Karena selama mereka bersama dengan crew itu sudah banyak sekali primal beast yang memiliki rupa seperti manusia yang sangat susah untuk dibedakan kecuali mereka sendiri yang mengaku atau kecuali jika ada manusia memiliki kemampuan untuk mendeteksi aura primal beast seperti Lyria yang mendeteksi kekuatan primal beast mereka.
Setidaknya dengan ini dia bisa benar-benar membuktikan bahwa ia adalah manusia. Dan dengan bantuan Danchou dia bisa lebih gampang mencari informasi tentang primal beast tersebut.
“Tapi kurasa aku harus menanti selama beberapa saat sebelum danchou dan yang lainnya tiba disini.” Vane merebahkan badannya diatas kasur dan menutup matanya sejenak, memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Primal beast macam apa itu. Yang ia ketahui hanyalah kemampuannya mengendalikan ingatan orang-orang. Namun ada dua pattern yang ia ketahui, yakni menghapus ingatan seseorang tentang dirinya sendiri dan menghapus ingatan orang-orang tentang seseorang, caranya biasanya aneh–yakni dengan menjilati tangan korban dan memanggil namanya.
“Hm?”
Vane mengerutkan dahinya, ia tidak ingat dijilat tangannya oleh sang primal beast sementara sang knight tidak pernah diucapkan namanya.
“Sepertinya aku mengerti cara kerja dari kekuatan itu. Namun masalahnya adalah…”
Apakah efek dari kekuatan itu dapat dipatahkan? Apa yang akan terjadi pada mereka yang sebaliknya malah kehilangan ingatan mereka?
Menghela napas Vane kembali membuka matanya dan menatap langit-langit penjara bawah tanah.
“Memikirkannya sekarang pun tidak akan memberi hasil apapun. Lebih baik kupikirkan lagi setelah mendapatkan informasi lebih lanjut.” Vane bangun dari posisi tidurnya dan menatap jeruji besi yang menghalangi dunia luar dan menepuk sekali tangannya.
“Kalau begitu satu-satunya hal yang bisa kulakukan selagi menanti adalah berlatih, sayang aku tidak bisa membawa tombakku tapi setidaknya aku bisa bergerak simple seperti melakukan beberapa set pemanasan.” katanya dan ia pun mulai melakukan latihannya.
Erased||Name
Beberapa hari setelahnya, danchou pun sampai di Feedrache ditemani oleh Lyria, Vyrn dan seorang erune berambut putih yang mengenakan yukata simple berwarna biru tua.
“Tokuiten.” Sebuah suara menghentikan langkah danchou, Lyria dan Vyrn yang baru saja ingin menuju ke markas Order of White Knights.
“Sebelum kita menuju istana, lebih baik kita cari makan dulu.” Danchou menatap sang erune yang kini melangkah satu langkah di depannya.
“Mephisto-san? Apa anda lapar?” Tanya danchou, erune yang dipanggil Mephisto menggelengkan kepalanya lalu menoleh ke arah Lyria yang hanya tertawa canggung.
“Ahahaha, maaf.” sang gadis berambut biru menggaruk pipinya canggung, danchou hanya tersenyum lalu mengajak mereka menuju tempat makan namun baru saja mereka sampai di sana beberapa knights datang mendekati mereka.
“Danchou-san, dan kawan-kawan. Lancelot-danchou sudah menanti di markas.” Danchou mengedipkan matanya sejenak sebelum menatap Lyria, gadis tersebut menggelengkan kepalanya.
“Maaf tapi bisakah kami ambil waktu untuk makan siang sejenak?” Lyria tampak kaget dengan perkataan danchou, kedua knights saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya setuju dengan permintaannya. Mereka pun masuk ke dalam tempat makan.
Butuh beberapa saat untuk mereka menikmati makan siang mereka sebelum para knight mengantar mereka ke markas Order of White Knights. Mereka langsung bergegas menuju ruangan kerja Lancelot dan mengetuk pintu beberapa kali sebelum ada suara yang mengizinkan mereka membuka pintu.
“Danchou, Lyria, Vyrn dan Mephisto-san, maaf menyuruh kalian untuk datang mendadak tapi ada yang ingin aku pertemukan dengan kalian.” Kata Lancelot pada orang-orang yang baru masuk ke ruangan. Mephisto melirik ke arah sekitar ruangan dan kemudian lirikannya berhenti di Lancelot.
“Mortal… dimana teman pirang berisikmu itu?” Lancelot menaikkan alisnya bingung, dan bertanya balik pada Mephisto.
“Teman pirang yang berisik? Maksud anda??” Mephisto sedikit menggeram kesal mencoba untuk mengingat nama dari orang yang dimaksud.
“Oh! Mungkin maksudnya Vane-san!” Lyria menjawab pertanyaan dari Lancelot, sementara Lancelot tampak berpikir, lalu kemudian ia menghela napas dan menjelaskan semua yang terjadi sebelum mereka datang.
“Heeeeeeeeeee?!” Teriakan datang dari arah ruangan Lancelot, membuat knights yang berpatroli di luar terkejut.
“Va–vane-san ada di penjara?!” Lyria tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya, begitu pula dengan yang lain.
“Tapi kenapa Vane bisa ada disana??” Sekarang Vyrnlah yang bertanya, sementara Danchou hanya menganggukkan kepalanya setuju dengan pertanyaan Vyrn.
“Ternyata kalian memang mengenal Vane.” Mephisto menaikkan satu alisnya bingung dengan pernyataan dari Lancelot.
“Mortal, apa maksudmu? Bukannya dia adalah temanmu sejak lama? Kau sendiri yang bilang bahwa kalian telah mengenal sejak kecil.” Lancelot menatap Mephisto kemudian semua orang yang ada di dalam ruangan bingung, lalu sekali lagi menghela napas.
“Aku sendiri tidak tahu. Yang kutahu aku sama sekali tidak mengenal Vane. Jika kalian tanya yang lainnya, mereka juga tidak mengenal Vane.” Semua menatap Lancelot yang berbalik menatap jendela ruangannya.
“Dia bilang hal ini mungkin karena primal beast yang menyerangnya saat melakukan ekspedisi–yang kemungkinan merupakan misi dariku.” mereka hanya diam mendengar penjelasan dari Lancelot.
“Jangan bilang alasan Lancelot-san memanggil kami berhubungan dengan Vane-san?” Lancelot menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Danchou.
“Aku ingin kalian menemaninya mencari primal beast tersebut, menurut informasinya sepertinya primal beast tersebut telah meninggalkan Feedrache. Sebenarnya aku ingin membantunya tapi aku pribadi sekarang tidak begitu bisa meninggalkan Feedrache.” Jelas Lancelot, ia kemudian berjalan menuju pintu keluar dan membukakan pintu untuk danchou dan kawan-kawan.
“Jika ada hal lain yang ingin ditanyakan, kalian bisa tanya selagi kita berjalan menuju penjara bawah tanah.” kata Lancelot sementara yang lain bergerak keluar dari ruangan.
‘Primal beast yang dapat menghilangkan ingatan orang atau ingatan tentang seseorang…’ Mephisto tampak berpikir selama perjalanan menuju ruang bawah tanah. Sang danchou yang menyadari langsung bertanya namun ia membantahnya.
“Bukan sesuatu yang serius.” mendengar jawaban dari sang erune, sang danchou yang terdiam kemudian berbalik menatap Lancelot yang ada di depan mereka.
Mereka memasuki pintu masuk gedung penjara milik Order of White Knights. Biasanya tahanan perang atau mereka yang akan dieksekusi mati, ataupun mereka yang dianggap berbahaya atau juga mereka yang dihukum berat yang ditahan disana. Suasana penjara sepi karena memang tidak banyak penghuninya. Tidak ada yang berbicara selama mereka berjalan turun lebih ke bawah menuju penjara bawah tanah.
Kecuali saat ini hanya ada Vane yang diduga adalah primal beast yang ada disana.
Mereka akhirnya sampai di tempat Vane dan knights yang berjaga di sana langsung membukakan pintu bagi Lancelot dan kawan-kawan.
“Vane-san!” Vane menoleh ke arah suara, ia tampak sangat terkejut karena panggilan tersebut terdengar seperti mereka mengenalnya.
“Danchou, Lyria-chan!” sedikit rasa senang terdengar dari nada bicara Vane, ia kemudian mendekati mereka lalu memeluk dua orang yang ada di hadapannya.
“Aku juga ada disini, but well. Lancelot, jadi kami hanya perlu mengantarnya mencari primal beast itu di luar sementara kau terus melanjutkan investigasi dari dalam Feedrache, begitu kan?” tidak menunggu respon Vane (yang sedikit panik sambil minta maaf) sang erune memulai pembicaraan dengan Lancelot.
“Tunggu dulu Mephisto-san.” Baru saja Lancelot ingin menjawab pertanyaan dari Mephisto, Vane menyelanya, kemudian menatap sang erune bingung.
“Ada apa?” tanya sang Erune, Vane sebenarnya masih tidak begitu sreg berkomunikasi dengan sang erune–ia sendiri tidak tahu mengapa, mungkin karena gaya bicaranya yang ketus? Tapi Percival kan juga sama-sama ketus dan bahkan memanggilnya mongrel,sangat kasar–namun ia teguk ludah berat sebelum memberanikan dirinya membuka suara.
“Semua tampak melupakanku, tapi kenapa Mephisto-san dan yang lainnya tidak?” sang erune tampak berpikir, sebelum akhirnya membuka suara.
“Tokuiten, Akaki Ryuu dan Ao no Shoujo–mereka adalah sosok yang bisa dibilang sedikit menyimpang dengan hukum alam, bisa jadi kemampuannya belum cukup kuat untuk mempengaruhi mereka…” Mephisto terdiam sejenak, menjelaskan tentang semua itu akan memakan sangat banyak waktu, ia menghela napas dan sebelum kemungkinan adanya pertanyaan tambahan ia buru-buru membuka suara.
“Yah, singkatnya kemungkinan kekuatan mereka tidak cukup kuat untuk mereka, menjelaskan semuanya merepotkan. Dan untukku, itu salah satu dari efek primal core yang ditanamkan di dalam tubuhku–mereka membuatku tidak bisa terpengaruhi oleh kekuatan primal beast yang lain.” Mephisto menghentikan penjelasannya dan melihat Vane yang sedang mencerna apa yang baru saja ia dengar. Mephisto memang adalah seorang erune–dalam artian lain adalah skydweller sama seperti mereka. Namun 2000 tahun atau lebih sebelumnya, ketika para astral masih menguasai skyrealm. Ia yang tidak memiliki keluarga dibawa ke Astral Realm dan dijadikan bahan percobaan dimana tubuhnya dijadikan wadah untuk Primal Core–inti dari primal beast–hal ini yang menyebabkan ia dapat hidup hingga sekarang dan bisa berdiri disini bersama dengan danchou dan anggota kru grancypher lainnya.
“Begitu… jadi kalian semacam… pengecualian? Karena kekuatannya tidak cukup untuk mempengaruhi kalian.” Kata Vane, Mephisto hanya menganggukkan kepalanya dan tidak menjawab lebih lanjut.
“Maa, yang penting dengan ini kita sudah tau apa yang harus dilakukan–ya kan? Grumpy Gramps?” tanya Vyrn, yang dipanggil Grumpy Gramps–Mephisto hanya menganggukkan kepalanya singkat.
“Dan ini hanyalah perkiraanku, namun sepertinya aku tahu primal beast yang dimaksud.” semua langsung menoleh kaget ke arah Mephisto.
“Perlu diingat bahwa ini hanyalah sebuah asumsi–aku tidak pasti bahwa dia memang benar-benar primal beast yang dimaksud.” Mephisto menutup matanya singkat sebelum akhirnya memulai penjelasannya.
“Dia adalah…”
Erased||Name
Chapter 03: The Calm Before The Storm