Actions

Work Header

Rating:
Archive Warning:
Category:
Fandom:
Relationship:
Characters:
Additional Tags:
Language:
Bahasa Indonesia
Stats:
Published:
2022-02-16
Words:
488
Chapters:
1/1
Comments:
1
Kudos:
15
Hits:
272

Strawberry Chocolate Cake

Summary:

Kamu pasti datang.

Notes:

Baca tags baik-baik.

Work Text:

Jam berdetak enam puluh kali semenit. Tiga puluh kali saat menunggu seseorang. Lima kali ketika menunggumu.

Aku menyusun rinci segalanya: pakaian, tatanan rambut, mimik wajah, kalimat sapaan, dan baju dalaman.

"Hai cuacanya mendung ya?"

Seperti hatiku.

"Bagaimana kabarmu?"

Sudah ada penggantiku?

"Apa kegiatanmu sekarang?"

Masih memikirkanku?

Bahkan aku menyiapkan makanan kesukaanmu di hari istimewa ini: strawberry chocolate cake. Kue itu memiliki topping berupa benci yang terus dirawat hidup, cinta yang merengek dibawa mati.

Aku melirik jam tangan. Dua setengah jam menunggumu pulang kerja di atas kasur mirip boneka yang terbujur kaku, hasilnya nihil. Hatiku sebentar lagi meledak, tetapi kenapa hidung bangir berliuk sempurnamu tak kunjung tampak?

Kumantrai diri sendiri agar sanggup bertahan lebih lama.

Kamu pasti datang. Kamu pasti datang.

Kamu tipe laki-laki yang selalu menepati janji, kecuali perihal meminangku yang terpatahkan karena lebih memilih pergi begitu saja enam bulan lalu. Padahal janji abal semacam itu bersifat krusial dan menyangkut hidup.

Segalanya berantakan, luar dalam.

"Seokjin, bisakah kita bertemu untuk membicarakan segalanya? Sore besok di apartemenmu, kalau boleh."

Itulah isi pesanmu 24 jam lalu. Dengan bodohnya, aku patuh bagai kena sihir. Kubaca berulang-ulang hingga hapal di luar kepala. Menyenangkan sekaligus menyesakkan. Mengkhianati diri sendiri adalah bakat utamaku. Katakanlah aku masih cinta, mungkin kamu juga. Sedikit derit hangat di ranjangku malam ini bisa saja mencairkan kebekuan otakmu. Memuarakan perasaanmu dan perasaanku lagi.

Bahwa akulah yang selalu ada di retina matamu.

Bahwa kamulah mimpiku sepanjang waktu.

Bahwa kita layak diperjuangkan.

Ya, ‘kan?

Bosan, kulangkahkan kaki ke dapur untuk membuka pintu kulkas berisi strawberry chocolate cake.

Aroma seharum tubuhmu menguar. Manis lelehan cokelatnya mirip senyummu. Kucicip chocolate ganache yang berasa besi. Lagu patah hati kuputar berulang kali untuk menemani acara makan.

Sialan. Kamu tak akan datang.

Sambil gemetar kukunyah lapisan terluar kue sekuat tenaga karena terlalu liat bagai kulit. Potongan cokelat putih kubekukan terlalu lama hingga keras serupa bola mata.

Astaga, aku harus belajar masak mulai dari nol lagi.

Volume dibesarkan. Gaung musik memenuhi tengkorak kepalaku. Suara vokalis seperti lebah mengentup saraf pendengaran. Liriknya berulang kali menyindir isi dada kiri yang sedari pagi menahan nyeri.

Jariku tak sengaja menyemprotkan strawberry buttercream yang kubuat dari campuran tongue puree dan unsalted butter terlalu banyak. Pada potongan stroberi yang kuambil, terdapat cincin berinisial nama perempuan tak kukenal melingkar di sana. Kesal, kusuap potongan kue cokelatnya.

Ah kenapa terasa kamu!

Aku berlari ke apartemenmu. Sisa strawberry chocolate cake kutinggal begitu saja. Biarlah, sebab tiba-tiba bayanganmu yang tipis hadir di ujung mata. Menutupi seluruh jarak pandang.

Hanya bayangmu saja. Ragamu mana, pengecut?

Sungguh membuatku gila.

Di pekarangan apartemenmu, orang ramai berkumpul layaknya ada pembagian segepok uang gratis. Aku menyelinap lewat pintu darurat hingga mencapai lantai tempatmu tinggal. Dari jarak beberapa meter, kulihat garis kuning membentangi salah satu pintu.

Kamarmu.

Seorang wanita berpakaian rapi berbicara di depan kamera dengan mikrofon di tangan, "Telah ditemukan sesosok mayat dalam keadaan tak utuh. Dari kartu Identitas, diketahui korban berinisial KTH, usia 27 tahun—"

Kewarasanku kembali pada detik saat mendengar namamu.