Work Text:
Hari itu member Stellar CROWNS memiliki jadwal rekaman untuk album baru mereka bersama unit baru, yaitu Astra Ring.
Rei, seperti biasa bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan untuk semuanya. Tak lama setelah Rei memulai acara masaknya, ia mendengar suara member lain melakukan kegiatannya.
Setengah jam berlalu, dan sarapan siap dihidangkan. Saatnya Rei kembali ke kamarnya untuk mandi.
Namun belum sempat ia masuk kamarnya, tiba-tiba langkah kakinya dihentikan oleh suara teriakan yang ia pikir datang dari kamar Masayuki dan Nagisa.
Bergegas ia ke kamar Masayuki untuk mengecek keadaan. Sesampainya di sana, ternyata Kakeru dan Yusuke sudah berada di depan kamar MasaNagi.
Yusuke yang mengetuk pintu kamar, tidak, lebih tepatnya menggedor kamar mereka. Tidak biasanya ada suara teriakan sekeras itu dari kamar mereka (karena biasanya selalu tenang dan tentram), jadi hal itu membuat mereka bertiga panik.
Tak lama setelah penggedoran pintu, Masayuki membuka pintu tersebut dengan wajah pucat.
"Masayuki, ada apa?" tanya Rei dengan khawatir.
"Nagisa..." Masayuki tak bisa mengucapkan kalimat yang lengkap karena pikirannya saat ini sudah dipenuhi oleh rasa panik.
"Nagisa kenapa, Masayuki?!" tanya Yusuke meminta penjelasan.
Karena tak bisa menjawab, akhirnya Masayuki menggeser tubuhnya dan membuka pintu lebih lebar lagi agar ketiga member SuteKura melihatnya sendiri.
Dan disanalah Nagisa, duduk tenang di kasur...
"NAGISA MENJADI BAYI?????!!" seru ketiga member dengan serempak.
Nagisa yang saat ini tubuhnya menyusut menjadi bayi berumur dua tahunan hanya menatap keempat orang yang tidak ia kenal dengan tatapan bingung.
"Lalu bagaimana? Hari ini kan ada jadwal rekaman," tanya Kakeru.
"Dibawa ke studio aja gimana?" saran Yusuke.
"Hah? Kau gila?! Nanti kita jelasinnya gimana ke Akane-san?" seru Kakeru.
"Tapi nggak mungkin juga kan kita tinggal? Kalau di titipkan di penitipan bayi... Kayaknya juga nggak mungkin," sahut Rei.
"Ya tapi nanti gimana kita jelasin ke Akane-san? Apalagi hari ini kita bakal kerja bareng Astra Ring," ucap Kakeru.
"Tidak ada pilihan lain. Kita bawa dia ke studio. Soal penjelasannya, biar aku saja yang jelasin," ucap Masayuki mengakhiri pembicaraan mereka.
Semuanya setuju dengan ucapan leader mereka. Ya, semoga saja dengan keadaan Nagisa yang seperti ini tidak akan menimbulkan masalah.
**
Masayuki bingung. Dia bimbang dan galau. Ia baru saja memandikan Nagisa (tanpa ada pikiran untuk mencari kesempatan dalam kesempitan tentu saja). Lalu sekarang Nagisa ia pakaikan baju apa???
Ia menatap wajah Nagisa yang polos. Dan tanpa sadar ia tersenyum. Wajahnya manis sekali, Tuhan!!! Pikir Masayuki.
"Nagisa, kamu bisa bicara?" tanya Masayuki pada si bayi.
"Machayuki!" Nagisa memanggilnya dengan suara riang khas bayi.
TUHAAAANN!!! COBAAN MACAM APA YANG KAU BERIKAN??!!
Hampir saja Masayuki pingsan melihat keimutan Nagisa. Apakah hari ini ia akan bertahan hidup melihat Nagisa yang menjadi bayi? Ia tak yakin.
Pada akhirnya Masayuki memakaikan baju Nagisa yang sebelumnya. Ia mencatat dalam pikirannya untuk membelikan baju bayi untuknya nanti.
Setelah mereka sudah siap, Masayuki menggendong Nagisa dan keluar kamar untuk bertemu dengan yang lainnya.
"Kau sudah cocok menjadi seorang ayah, Masayuki," goda Yusuke ketika melihatnya.
"Berisik!" Wajah Masayuki sedikit memerah, entah karena malu atau kesal pada Yusuke.
Mereka berlima pun berangkat ke studio, dengan Nagisa yang disembunyikan di balik jaket Masayuki agar orang lain tidak melihatnya. Bisa bahaya jika ada wartawan yang melihat mereka membawa bayi.
**
"...."
Akane hampir tidak berkedip melihat bayi di depannya ini. Dilihat dari segi manapun, bayi ini terlihat mirip Nagisa.
"Haah... Aku harus membuat jadwal baru untuk sesi rekaman Nagisa-kun," ujar Akane menghela nafas.
"Maaf, Akane-san," ucap Masayuki sambil membungkukkan badannya. Bagaimanapun juga ia leadernya, dan ia memiliki tanggung jawab kepada apapun yang terjadi pada membernya.
"Tidak perlu minta maaf, Masayuki-kun," balas Akane dengan tersenyum ramah.
"Selamat pagi~" sapa kedua member Astra Ring yang baru datang.
"Are, Nagisa-kun tidak ikut?" tanya Mizuki, heran dengan ketidakhadiran mantan teman satu grupnya.
"Soal itu... Mizuki-kun, Koki-kun, kalian jangan terkejut ya?" pinta Akane pada dua member Astra Ring. Ya walaupun kemungkinan permintaan Akane itu tidak akan dipenuhi oleh Mizuki dan Koki jika mereka mengetahuinya.
"Jadi, entah bagaimana bisa, Nagisa-kun berubah menjadi balita," jelas Akane.
"Eh????"
"Jangan bilang yang ada di pangkuan Masayuki-senpai itu....?" tebak Mizuki.
Akane mengangguk.
"Ehh serius?? Aku pikir itu anak Masayuki-senpai!" seru Koki terkejut.
"OI!"
Mizuki mendekati Masayuki untuk melihat si bayi mungil lebih jelas. Nagisa mode bayi lucu sekali, pikirnya.
"Ne, Masayuki-senpai. Aku boleh menggendong Nagisa-kun?" tanya Mizuki. Masayuki hanya mengangguk, lalu mengangkat Nagisa dan memberikannya ke Mizuki.
"Kawaii~" ujar Mizuki sambil mengelus pipi Nagisa yang halus.
"Masayuki-kun, giliranmu rekaman," panggil Akane.
Masayuki pun beranjak dari duduk menuju ruang rekaman, meninggalkan Nagisa bersama anak-anak lainnya.
"Nagisa, coba ucapkan Mi-zu-ki," pinta Mizuki.
"Mi.... Chu... Ki," Nagisa mengucapkan namanya Mizuki dengan cadel. Hal itu membuat semua orang yang ada di sana tersenyum gemas pada si bayi.
"Imuuuttt!!! Aaaa- aku ingin membawa pulang Nagisa-kun!" seru Mizuki saking gemasnya pada Nagisa.
"Fufu, ternyata Mizuki-kun suka anak kecil, ya?" ujar Rei.
"Un! Suka banget, Rei-senpai! Ne, senpai. Apa aku boleh membawa Nagisa-kun pulang?" tanya Mizuki penuh harap.
"Eumm... Kalau soal itu lebih baik kau tanya Masayuki," balas Rei dengan tertawa canggung.
Mizuki mengangguk paham, lalu kembali bermain dengan Nagisa versi bayi.
Di sisi yang cukup jauh, Yusuke berbisik pada Kakeru. "Ne, Kakeru, ini cuma perasaanku atau Masayuki menatap tajam ke arah Mizuki terus?"
"Aku juga berpikir begitu," Kakeru balik berbisik.
Ya, semenjak Masayuki kembali ke ruangan, ia memang tak dapat memalingkan wajahnya ke arah Mizuki dan Nagisa. Entah kenapa ia tak menyukai Nagisa yang bermain dengan Mizuki.
"Masayuki-senpai, apa aku boleh membawa Nagisa-kun pulang?" sesuai saran Rei, Mizuki bertanya langsung pada Masayuki.
"Hah?? Tentu saja tidak boleh!" seru Masayuki.
Mizuki cemberut, "kenapa nggak boleh? Aku bisa menjaga bayi kok!" Mizuki masih berusaha mendapatkan izin dari Masayuki.
"Tetap tidak boleh. Bagaimana kalau nanti tubuh Nagisa kembali seperti semula?" ucap Masayuki.
"Ya bagus dong, senpai!"
Mizuki ini bebal ya. Ia tetap kekeuh ingin membawa Nagisa pulang, dan Masayuki tetap menolaknya.
"Sudah, sudah... Maaf ya Mizuki-kun. Tapi aku sebagai subleader sutekura juga tidak mengizinkannya. Aku takut ada gosip tak mengenakkan datang, apalagi jika nama kalian terseret," ucap Rei menengahi.
"Betul kata Rei-senpai! Nanti kalau ada gosip 'Salah satu member Astra Ring berinisial I.M ternyata sudah memiliki anak' gitu gimana? Aku juga yang repot!" timpal Koki.
Mizuki kembali cemberut, namun kali ini ia menyerah. Perkataan Rei dan Koki ada benarnya. Ia tak mau ada rumor buruk tentangnya.
Tanpa Mizuki sadari, Masayuki menggerakkan mulutnya, mengatakan terima kasih kepada Rei dan Koki.
Tiga jam berlalu, sesi rekaman pun selesai. Member sutekura pun kembali ke sharehouse mereka, kecuali Masayuki.
"Kalian pulang duluan, aku juga titip Nagisa ke kalian," begitulah pesan Masayuki sebelum ia pergi ke suatu tempat tanpa memberi tahu member lain.
Rei pun yang menggendong Nagisa, dan mereka bertiga masuk mobil.
"Kira-kira Masayuki mau kemana, ya?" tanya Yusuke.
"Entah. Mungkin membeli susu atau apapun yang dibutuhkan Nagisa," balas Rei.
**
Di tempat Masayuki, ia sedang berada di toko baju. Mengingat bagaimana ia panik ketika tak ada baju yang pas untuk Nagisa tadi pagi, ia memutuskan untuk membelikannya beberapa pasang baju. (Yang berakhir membeli terlalu banyak baju untuknya, dengan alasan 'siapa tahu Nagisa akan lama menjadi bayi').
Setelah membeli baju, ia tak lupa membeli susu, roti khusus bayi, popok, dan kepeluan bayi lainnya.
Setelah dipikirnya cukup, akhirnya ia pulang.
**
Di sharehouse, para member sutekura duduk di sofa sambil bermain dengan Nagisa kecil. Ya walaupun sebenarnya hanya Yusuke yang berusaha membuat Nagisa tertawa, sedangkan Kakeru hanya duduk sambil mengelus-elus tangan Nagisa kecil yang halus. Rei sendiri sedang memangku Nagisa kecil, jadi ia tak terlalu berbuat apa-apa.
"Aku pulang~" Masayuki mengucapkan salam ketika masuk rumah. Barang-barang yang ia beli, ia taruh di meja.
"Banyak banget barang-barang yang kau beli," ucap Kakeru.
"Eh, memangnya kebanyakan? Perasaan biasa aja," balas Masayuki. Semuanya (kecuali Nagisa) langsung sweatdrop menatap Masayuki. Dilihat dari manapun, empat kantong belanjaan itu banyak, apalagi isinya bermacam-macam. Masayuki tidak salah ini membeli banyak barang?
"Machayuki!!!" seru Nagisa kecil memanggil nama sang leader. Kedua tangan Nagisa kecil terulur, meminta gendong pada leader yang baru pulang itu.
Masayuki tersenyum lebar, lalu menggendong Nagisa kecil. Tangan Nagisa kecil langsung melingkar ke leher Masayuki, dan wajah Nagisa bersandar di antara leher dan bahunya. Sepertinya ia lelah.
"Nagisa mau tidur?" tanya Masayuki.
"Cucu," ucap Nagisa dengan lirih.
"Cucu? Ah, susu?" tebak Masayuki. Nagisa kecil langsung mengangguk. Dalam hati Masayuki bersyukur ia memiliki adik, karena itu jadinya ia bisa mengerti sedikit bahasa bayi.
"Biar kubuatkan," Rei langsung menawarkan diri untuk membuatkan susu.
"Sankyuu, Rei."
**
Malamnya, Masayuki membawa Nagisa kecil ke kasur setelah mereka makan malam. Ia mengganti baju Nagisa kecil dengan piyama yang tadi siang ia beli. Sedikit kebesaran sih di tubuh Nagisa kecil, tapi hal itu justru membuat Nagisa kecil semakin imut.
TUHAN, JANGAN UJI KESABARANKU! AKU TIDAK KUAT DENGAN KEIMUTANNYA!
"Machayuki," Nagisa kecil memanggilnya.
"Ada apa, Nagisa?"
Nagisa naik ke pangkuannya, lalu memeluknya dengan erat. Sejujurnya Masayuki kurang paham dengan Nagisa kecil yang tiba-tiba memeluknya. Ia hanya bisa memeluknya kembali dan mengusap punggungnya dengan pelan.
"Oyachumi," Masayuki mendengar Nagisa kecil mengucapkan selamat malam. Ah, sudah ngantuk rupanya.
"Oyasumi, Nagisa," balasnya.
Masayuki pun membiarkan Nagisa tertidur di pangkuannya. Sekitar lima belas menit, Masayuki memastikan jika Nagisa kecil sudah terlelap, lalu ia baringkan tubuh mungilnya di ranjang dengan perlahan.
Masayuki menatap wajah lelap Nagisa kecil dengan lembut. Ia pun perlahan berbaring dan mendekap tubuh Nagisa kecil. Tangannya membelai pipi halus Nagisa kecil.
Masayuki mengecup singkat kening Nagisa kecil. Setelah itu ia menutup matanya dan terlelap bersama Nagisa kecil.
**
Nagisa terbangun dari tidurnya karena mendengar suara Kakeru dan Yusuke yang saling berteriak. Lagi-lagi mereka bertengkar, batin Nagisa. Saat kesadarannya sudah penuh, ia terkejut melihat wajah Masayuki yang terlalu dekat dengannya. Ia tak ingat memeluk Masayuki ketika tidur.
Buru-buru ia bangun dan duduk, sedikit menjauh dari tubuh Masayuki.
Kalau diingat-ingat, tadi ia mendapat mimpi yang aneh. Nagisa segera menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan sedikit potongan mimpinya yang aneh itu.
Oh iya, hari ini jadwal rekaman... Pikir Nagisa.
"Masayuki, bangun. Hari ini kita ada jadwal rekaman!" ucap Nagisa, mencoba membangunkan teman sekamarnya.
"Hmmmm," Masayuki hanya bergumam.
"Masayuki, banguuuunnn," Nagisa mencoba membangunkannya sekali lagi.
"Iya, iya aku bangun," balas Masayuki, walau matanya masih tertutup.
Nagisa memukul kepala Masayuki cukup keras. Dan dengan begitu, Masayuki langsung terbangun seutuhnya. Ia mengusap kepala yang tadi dipukul Nagisa.
"Sakit, oi!" keluh Masayuki. Nagisa tertawa melihat Masayuki kesakitan.
"Eh, Nagisa?" ucap Masayuki dengan sedikit kebingungan.
"Iya, ini aku Nagisa. Kenapa? Apa pukulanku tadi membuatmu amnesia?" tanya Nagisa bergurau.
Ah, sudah kembali rupanya, batin Masayuki sedikit kecewa. Ia kan ingin melihat Nagisa menjadi bayi lebih lama lagi.
"Ayo bersiap-siap! Hari ini kita ada jadwal rekaman," ucap Nagisa.
Dia tidak ingat?
"Oh iya, Masayuki. Aku tadi mimpi aneh," ucap Nagisa, berniat menceritakan mimpinya yang aneh karena dari tadi mimpinya tidak mau hilang dari pikirannya.
"Mimpi apa?"
"Aku mimpi seseorang mendatangiku dan mengatakan bahwa orang yang akan merawat tubuh baruku itu adalah jodohku. Dari tadi aku mencoba melupakan mimpi itu, tapi tetap tidak bisa. Aku bahkan tidak mengerti apa maksudnya," ucap Nagisa menjelaskan mimpinya.
Masayuki mencoba menyembunyikan senyumnya saat mendengar cerita Nagisa. Jadi Nagisa benar-benar tidak ingat...
Mungkin lebih baik jika Nagisa tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya. Biarkan semua itu menjadi rahasia.
"Nagisa," panggil Masayuki.
"Hm?"
Dengan secepat kilat, Masayuki menempelkan bibirnya pada bibir Nagisa, lalu menatap wajah Nagisa.
"Aku menyukaimu," ucap Masayuki sambil tersenyum.
Nagisa yang hampir lupa bernafas itu menatap lekat-lekat wajah Masayuki. Ia merasa pipinya menghangat, ah pasti wajahnya memerah.
"Nagisa, bernafas!" seru Masayuki, membuatnya sadar akan nafas yang ia tahan lalu menghembuskannya perlahan.
"Masayuki bodoh! Bukannya terlalu pagi untuk menyatakan perasaanmu seperti itu?" tanya Nagisa yang wajahnya masih memerah.
"Eh, bukannya lebih cepat lebih baik?"
"Tapi tidak baik untuk jantungku!"
Masayuki tertawa mendengar jawaban paling jujur Nagisa. "Jadi, apa jawabanmu?"
"Memangnya Masayuki bertanya?"
Masayuki menepuk dahi. Ia bahkan tidak tahu Nagisa ini sedang mengerjainya atau serius tidak tahu.
"Baik, baik. Aku akan mengatakan lebih jelas. Nagisa, aku menyukaimu. Apa kamu mau menjadi kekasihku?" ucap Masayuki menatap tepat di mata Nagisa.
"Aku mau! Aku juga menyukai Masayuki," balas Nagisa dengan senyum cerahnya.
Dan sekali lagi, Masayuki mengecup bibir Nagisa. Kali ini sedikit lebih lama. Mereka menikmati momen mereka berdua yang terasa begitu lambat.
"Masayuki, ini susu buat Nagisa---" Rei yang membuka pintu kamar MasaNagi tanpa mengetuk itu termenung melihat sang pemilik kamar.
"Oops, sepertinya sudah tidak butuh susu," ucapnya, lalu menutup kembali pintu kamar mereka, sebelum sang pemilik kamar sadar jika ia sempat melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat.
**