Totok
Orang totok adalah istilah dari bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Jawa[butuh rujukan] yang berarti "baru" atau "murni", dan digunakan untuk mendeskripsikan para pendatang Tionghoa, Arab, dan Eropa yang lahir di luar negeri serta "berdarah murni".[1][2][3][4] Pada masa Hindia Belanda, istilah ini dipakai untuk menunjuk orang Belanda (atau Eropa) yang lahir di luar Hindia Belanda.[5] Kata ini juga dipakai untuk menyindir orang Eropa yang baru datang, "vers van de boot" yaitu "baru turun dari kapal". Istilah lain, yaitu Peranakan (Babah), memiliki arti yang berkebalikan dan digunakan untuk menyebut penduduk yang telah bercampur dengan warga pribumi di Indonesia.[6]
Awalnya istilah ini digunakan di antara masyarakat Tionghoa-Indonesia untuk membedakan kelompok masyarakat mereka yang masih kental budaya Tionghoanya dengan mereka yang telah berasimilasi dengan budaya lokal.[7] Dalam literatur masa Hindia Belanda, istilah tersebut digunakan untuk membedakan warga Belanda dengan pribumi dan warga berdarah campuran yang disebut Orang Indo.[8]
Orang Belanda Totok yang terkenal
[sunting | sunting sumber]- Carel Jan Schneider
- Vera de Vries
- nl , (Semarang, Jawa, 1922) pencetus festival North Sea Jazz
- Albert Alberts, jurnalis dan pemenang penghargaan penulis
- Beb Bakhuys
- Frits Bolkenstein, politikus
- Ben Bot, menteri
- Hans van den Broek, menteri
- Jeroen Brouwers, penulis
- Conrad Busken Huet (1826-1886), editor koran di Jawa (1868-1876)
- Louis Couperus (1863–1923), masa kecil di Batavia, Jawa (1871–1877), penulis The Hidden Force (1900)
- P.A.Daum (1850-1898), wartawan dan penulis
- Johan Fabricius (1899-1981), penulis De Scheepsjongens van Bontekoe (1923)
- Anthony Fokker (Blitar, Java, 1890), perintis penerbangan
- Hella Haasse (Batavia, Java, 1918), penulis pemenang penghargaan
- Erik Hazelhoff Roelfzema (Surabaya, Java, 1917), pahlawan PD 2
- W. R. van Hoëvell (1812-1879) menteri Gereja di Batavia, aktivis politik (1838-1848)
- Xaviera Hollander, penulis
- Rudy Kousbroek, penulis
- Liesbeth List, penyanyi
- nl , artis dan penyanyi
- Willem Oltmans, jurnalis dan penulis
- Helga Ruebsamen, penulis
- Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda
- Multatuli (1820-1887), Residen di Ambon dan Jawa (1838-1858), penulis
- F. Springer, penulis
- Madelon Szekely-Lulofs (Surabaya, 1899) penulis film Rubber (1936) pada tahun 1931[9] dan Koelie (1931)[10]
- Bram van der Stok (Plaju, Sumatra, 1915), pahlawan PD II
- Peter Tazelaar (Bukittingi, Sumatra, 1922), pahlawan PD II
- Edgar Vos (Makassar, 1931), desainer mode
- Margaretha Geertruida Zelle atau "Mata Hari", didakwa sebagai mata-mata
- Wieteke van Dort atau Tante Lien, artis dan komedian
Tionghoa Totok
[sunting | sunting sumber]Istilah totok juga dipakai untuk menyebut warga Tionghoa di Indonesia yang lahir di Tiongkok (Totok Tionghoa), terutama untuk membedakannya dengan Babah atau peranakan yang lahir di luar Tiongkok.[6]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Tionghoa-Indonesia
- Orang Indo
- Orang Indo dalam sejarah kolonial
- Orang Indo sebelum masa kolonial
- Peranakan
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Rush, James R. (2007). Opium to Java: Revenue Farming and Chinese Enterprise in Colonial Indonesia, 1860-1910 (dalam bahasa Inggris). London: Equinox Publishing. hlm. 244. ISBN 978-979-3780-49-8.
- ^ Mobini-Kesheh (1999), hlm. 133.
- ^ Jacobson, Liesbeth Rosen (2018). 'The Eurasian Question': The Colonial Position and Postcolonial Options of Colonial Mixed Ancestry Groups from British India, Dutch East Indies and French Indochina Compared (dalam bahasa Inggris). Uitgeverij Verloren. hlm. 83. ISBN 978-90-8704-731-3.
- ^ Tan, Chee-Beng (2013). Routledge Handbook of the Chinese Diaspora (dalam bahasa Inggris). Routledge. hlm. 346. ISBN 978-0-415-60056-9.
- ^ Bosma, Ulbe; Raben, Remco (2008). Being "Dutch" in the Indies: A History of Creolisation and Empire, 1500-1920 (dalam bahasa Inggris). Singapura: NUS Press. hlm. 286–287. ISBN 978-9971-69-373-2.
- ^ a b Tan, Mely G. 2008. (in English and Indonesian), Etnis Tionghoa di Indonesia: Kumpulan Tulisan [Ethnic Chinese in Indonesia: Collected Writings], (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008) ISBN 978-979-461-689-5 P.1
- ^ Mobini-Kesheh (1999), hlm. 134.
- ^ Willems, Wim "Tjalie Robinson; Biografie van een Indo-schrijver" Chapter: Een Totok als vader (Publisher: Bert Bakker, 2008) P.45 ISBN 978-90-351-3309-9
- ^ Rubber by Madelon Szekely-Lulofs on DBNL website.
- ^ Koelie by Madelon Szekely-Lulofs on DBNL website.
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Sastrowardoyo, Subagio Sastra Hindia Belanda dan kita (Penerbit: PT Balai Pustaka, Jakarta, 1990) P.21 ISBN 979-407-278-8 [1] Diarsipkan 2012-11-13 di Wayback Machine.
- (Inggris) Taylor, Jean Gelman. The Social World of Batavia: European and Eurasian in Dutch Asia (Madison: The University of Wisconsin Press, 1983). ISBN 978-0-300-09709-2
- (Inggris) Taylor, Jean Gelman. Indonesia: Peoples and Histories (New Haven: Yale University Press, 2003). ISBN 0-300-09709-3
- (Belanda) Bosman, Ulbe and Raben, Remco. De oude Indische wereld 1500-1920. (Bert Bakker, Amsterdam 2003) ISBN 90-351-2572-X
- (Inggris) Mobini-Kesheh, Natalie (1999). The Hadrami Awakening: Community and Identity in the Netherlands East Indies, 1900-1942. New York: SEAP Publications. ISBN 978-0-87727-727-9.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Totok Hall of Fame website. Retrieved 13 Mar 2012.